Brakk
"Bibi, Ada apa?"
Bibi Yoon yang tengah memijat tekuk Yeri berhenti dan menoleh kebelakang.
"Nyonya sepertinya lambung Non Yeri kambuh"
"Kenapa bisa?"
Bibi Yoon menggeleng lemah sebagai jawaban.
Irene mendekatkan dirinya ke hadapan Yeri yang tengah duduk disisi ranjang. Dilihatnya wajah Yeri yang terlihat pucat dengan bekas keringat karena muntahan tadi.
"Katakan semalam kau makan apa?!" Tanya Irene yang berjongkok berhadapan dengan Yeri.
Yeri yang tadinya menunduk kini menatap sang ibu dengan Sendu. Dari semalam dirinya tidak memakan apapun. Bagaimana bisa ibunya melupakan hal itu?
"Aku tidak memakan apa-apa" lirih Yeri dengan lemah.
Sedangkan Irene hanya mampu terdiam mendengar jawaban dari Yeri. Otaknya berputar kembali mengingat kejadian semalam dimana ia menghukum Yeri hingga tidak membiarkannya makan.
"Dasar ceroboh! Kenapa tidak makan apa-apa, huh?" Marah Irene menatap tajam Yeri dan malah menyalahkan Yeri.
Yeri kembali menunduk karena takut.
"Mian" ucap Yeri akhirnya.
"Sekarang kau terima sendiri akibatmu"
Yeri semakin menunduk karena takut dengan ibunya. Dalam hati Yeri mengatakan tidak menyangka ibunya malah menyalahkannya bukan menyesal karena ibunya sendiri yang melarangnya makan.
Tak lama Yeri kembali merasakan mual lagi. Ia pun menatap sang pengasuh dengan sayu.
"Bibi Yoon aku mau muntah lagi" lirihnya.
"Astaga non, Ayo cepat!"
Dengan buru-buru bibi Yoon mengantarkan Yeri ke dalam kamar mandi. Irene yang di hadapan Yeri segera memberi jalan untuknya. Ia hanya bisa menatap kepergian Yeri bersama pengasuhnya.
Cklek
"Rene-ya, dimana Yeri?" Tanya Suho yang baru saja masuk ke kamar Yeri.
Di dalam kamar mandi terdengar suara muntahan juga isakan kecil dari Yeri. Dan itu membuat Suho panik.
"Oppa" cegah Irene menghentikan langkah Suho yang ingin menghampiri kamar mandi.
"Ada apa dengan Yeri, kenapa dia muntah?" Cemas Suho.
Irene menghembuskan napasnya pelan. "Tidak apa-apa, Oppa. Kau berangkat saja"
"Tapi..."
"Biar aku yang urus" potong Irene.
"Kau tidak bekerja?" Tanya Suho pada istrinya.
Irene menggeleng mengatakan dirinya akan meliburkan diri dari pekerjaannya. Melihat itu, Akhirnya Suho pun mengangguk walau hatinya di Landa cemas.
"Baiklah, Oppa percayakan padamu. Kalau begitu Oppa berangkat"
"Hum, hati-hati"
Mencium kening Irene singkat kemudian ia pun pergi dari sana.
☆☆☆☆
"Sekarang makanlah"
"Tidak"
"Makan atau kau akan sakit lagi"
"Tidak"
Irene merasa geram ia pun sedikit membanting piring itu ke pangkuan Yeri. Dengan sigap Yeri memegang piring itu agar tidak terjatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Teen Fiction"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!