Dua bulan berlalu..
Mentari telah terbit di ufuk timur. Semua orang disibukan dengan aktivitas masing-masing. Liburan kelulusan baru saja usai. Dalam kata lain, ini adalah hari baru bagi para kaum pelajar.
Tak terkecuali dengan Yeri. Tepat pada hari ini, dirinya resmi menjadi siswa sekolah dasar. Dirinya merasa tidak sabar ingin berkenalan dengan teman baru.
Bulan lalu Yeri sudah genap berusia 6 tahun. ulang tahunnya di rayakan di sebuah panti sembari berbagi kebahagian bersama anak-anak seusia Yeri. Bukan hanya itu Yeri juga senang karena di hari ulang tahunnya Irene juga hadir disana.
Suho menghampiri anaknya yang sedang dibantu oleh pengasuh untuk memakai sepatu. Pria itu memasangkan sebuah nametag di sebelah kiri rompi anaknya.
"Appa, ini biar apa?" Yeri memegang nametag yang terpasang. Matanya memperhatikan tulisan namanya di nametag itu.
"Biar temen-temen baru kamu tau nama kamu, sayang" jelas Suho.
"Begitu ya"
"Iya"
Yeri manggut-manggut mengerti.
"Nanti kamu belajar yang rajin ya. Jangan nakal. Ikutin kata guru ngomong, oke?"
"Oke" balas Yeri.
"Sudah siapkan? Yuk berangkat sekarang"
Suho menggiring putrinya untuk pergi ke depan. Mobilnya sudah siap tinggal menunggu Yeri selesai siap-siap kemudian berangkat ke sekolah baru Yeri.
Sesampainya di ruang tamu Langkah Yeri terhenti. Ia baru teringat sesuatu.
"Tunggu, appa"
Yeri berbalik lalu berlari menuju ruang dapur. Ia lupa belum memberitahu pada Eommanya.
"Eomma" panggil Yeri menghampiri Irene yang tengah sibuk membereskan sisa sarapan.
"Ada apa?"
Irene masih sibuk membereskan beberapa piring kotor yang tersisa.
"Eomma aku mau ke sekolah baru. Eomma ikut nganterin aku kan?" Tanya Yeri antusias.
"Enggak" ucap Irene tanpa menoleh,
Yeri mengurucut bibirnya. "Kenapa? Inikan hari pertama aku masuk sekolah"
Irene berbalik lalu menatap Yeri.
"Yeri kamu Taukan Eomma lagi sibuk. Harusnya kamu ngertiin dong" ucap Irene lalu kembali melakukan kesibukannya
Yeri menunduk. Walaupun sudah sering memarahinya tetap saja Yeri yang masih kecil takut pada kemarahan sang ibu.
"Lagian kamu sudah besar. Harusnya kamu mandiri. Tidak usah minta ini itu. Lihat lisa, kata mamanya dia sudah bisa berangkat sendiri. Gak kaya kamu" lanjut Irene tanpa menatap Wajah Yeri.
Lisa ialah anak tetangga yang baru saja pindah dua bulan lalu. Irene dan ibunya memang dekat. Mereka kadang saling bertukar cerita jika mereka bertemu. Bahkan Lisa juga menjadi teman dekat Yeri walau berbeda satu tahun diantara mereka.
Kembali ke Yeri. Setelah mendengar perkataan Irene yang menusuk hatinya Yeri langsung sedih. Ia tidak senang jika di banding-bandingkan.
Tanpa menatap Wajah ibunya akhirnya Yeri pun berpamitan. Mencium telapak tangan Irene lalu kemudian pergi dari sana.
"Aku berangkat, Eomma"
Irene terdiam disana. Baru menyadari jika ucapannya terlalu menyakitkan.
"Johyoun-ah kau sangat bodoh" rutuk Irene dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Teen Fiction"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!