"Eomma"
Tangan Irene mencengkram erat baju panjangnya. Sorot matanya memerah hingga berkaca-kaca.
"Eomma, aku minta maaf"
"Aku sudah menyelesaikan hukumanku, Jadi--"
"Pergilah"
Yeri menggeleng. "Aku akan pergi setelah Eomma memaafkanku. Aku, tidak akan bisa tidur dengan tenang"
Yeri sayang ibunya. Walau hatinya sakit namun ia tetap tidak mau pergi dari sana sebelum Irene memaafkannya.
Irene tersenyum miring. "Kenapa tidak? Kau itukan susah diatur. Lakukan sesuka hatimu. Itu maumu kan?"
"Tidak, aku Janji tidak akan melakukannya lagi. Aku janji tidak akan membantah perintah Eomma lagi. Aku janji, Eomma"
Air mata itu jatuh tanpa di duga.
Irene melemahkan cengkraman pada bajunya. Ia mendongak, menyeka air mata yang menjejak pada pipinya."Benarkah?"
"Iya, aku janji. Eomma" balas Yeri penuh semangat.
Irene nampak diam. Sedangkan Yeri menunggu jawaban dari ibunya. Jantungnya berdetak dengan cepat takut ibunya tidak memaafkannya.
"Pergilah, kau harus tidur"
"Eomma sudah memaafkanku?"
Akhirnya Irene mengangguk walau ia tak berniat menatap ke arah Yeri. Yeri tersenyum senang mendengarnya. Tanpa pikir panjang ia langsung memeluk Irene erat.
"Terimakasih, Eomma"
"Aku menyayangimu"
Yeri melepas pelukannya. Senyumnya tak luntur karna rasa senang yang membuncah. Tak apa Irene tidak membalas pelukannya Yang terpenting ia telah mendapatkan maaf dari sang ibu.
"Pergilah, ke kamarmu" titah Irene.
Yeri langsung mengangguk. Ia pun memberi salam perpisahan sebelum tidur.
"Selamat tidur, Eomma" ucap Yeri lalu pergi dari kamar Irene.
Setelah dirasa Yeri pergi, Irene menghela napas lelah. Mengambil sebuah bingkai di balik bantalnya kemudian menatapnya dengan tatapan bersalah.
"Yerim sayang, Mianhae"
Tanpa Irene sadari Yeri belum benar-benar pergi dari sana. Ia berada di balik pintu dan mendengar semuanya. Tersenyum miris lalu bergumam
Kakak, kau sangat beruntung.
☆☆☆☆
Keesokan harinya seperti biasa keluarga Suho melakukan sarapan bersama istri dan anaknya. Mereka tengah menikmati hidangan sarapan itu dengan khidmat tidak ada suara selain dentingan sendok dan garpu yang saling bersahutan.
Selama makan, Irene mencuri-curi pandang pada Yeri yang tengah melahap sarapannya. Ada yang berbeda dengan Yeri saat ini. Dilihatnya Yeri yang terlihat lesu tidak bersemangat. Mengunyah sarapannya juga sangat lambat seperti tidak kunjung di telan kedalam perut. Oleh karena itu yang membuat Irene mencuri-curi pandang pada Yeri.
Sedangkan Yeri tak menyadari dengan tatapan Ibunya.Uhuk! Uhuk!
Baru saja Irene ingin memberikan segelas air namun tidak jadi. Ia urungkan karena bibi Yoon telah mendahuluinya.
"Non, gwenchana?"
Karena Yeri tersedak Bibi Yoon mengusap-ngusap punggung Yeri.
Setelah minum Yeri mengangguk mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja. Lalu Kemudian Yeri melanjutkan sarapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Teen Fiction"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!