12

906 140 37
                                    

Dapat Irene rasakan sesuatu yang menggeliat di sampingnya. Dengan berat ia pun membuka mata.

Enghh

Irene baru sadar jika Yeri tidur dengannya. Ia lihat putrinya seperti tidak nyaman tertidur. Dengan inisiatip Irene menepuk nepuk punggung Yeri.

"Tidur yang nyenyak sayang"

Lima belas menit berlalu Yeri sudah terlihat agak tenang membuat Irene bernapas lega. Ia pun kembali berbaring karna masih mengantuk namun ketika ingin menutup mata Irene di kejutkan dengan suara petir bersamaan dengan padamnya lampu disana.

"Oh astaga"

Irene kelabakan mencari sesuatu yang bisa di jadikan pegangan. Namun karna gelap ia tidak juga mendapatkannya.

Engh hiks hiks

Yeri kembali gelisah karna merasa panas. Padamnya listrik membuat semua barang elektronik juga ikut padam termasuk ac. Yeri biasanya tidur dengan ac walaupun dengan suhu tidak tinggi.

"Maa...hiks hiks"

Mata Yeri sedikit terbuka namun karna gelap ia menangis mencari Eommanya.

"Hei sayang, ini Eomma"

Irene mengambil kedua ketiak Yeri dan mengangkatnya kedalam pangkuannya. Bersamaan dengan itu tiba-tiba pintu kamar Irene terbuka. Nampaklah Suho yang berjalan dengan tangan yang membawa senter sebagai penerang.

"Ah Syukurlah"

"Kalian tidak papa?" Cemas Suho.

Tak sengaja ia tertidur di ruang kerja lalu terbangun karna suara petir. Ia yang khawatir dengan istri dan anaknya bergegas pergi ke kamar Irene dengan membawa penerangan.

Yeri bergerak gelisah di pangkuan Irene. Matanya masih ingin terpejam namun tidak bisa karna kepanasan tidak ada Ac. Ia pun menatap Irene dengan tatapan sedihnya.

"Apa hm Yeri mau apa?" Tanya Irene mengusap peluh yang mengalir di kening Yeri.

Suho yang sudah tau menyimpan senter itu dinakas lalu mendekat dan ikut duduk di samping Irene.

"Sini nak, sama appa" ajak Suho merentangkan tangannya.

Yeri menggeleng sembari mencebik ingin menangis. Menenggelamkan kepalanya di bahu Irene.

Irene menatap tanya Suho. Ia tidak tau apa yang di inginkan putrinya.

"Dia biasanya tidur menggunakan ac"

Irene mengangguk paham. Lantas ia bangkit sembari mengais Yeri. Suho yang melihat Irene hampir limbung karna tubuh Yeri yang cukup berat dengan sigap membantu istrinya.

"Biar oppa saja yang gendong" tawar Suho.

"Tak apa, aku saja" tolak Irene karna memang Yeri ingin dengannya.

Irene membawa Yeri dengan berjalan-jalan agar Yeri tidak kepanasan. Memberikan kata-kata penenang sebagai pengantar tidur. Yeri terlihat nyaman dengan perlakuan itu. Lama kelamaan mata itu kembali terpejam saking nyamannya.

Semoga mimpi indah, sayang.


■■■

Keesokan hari..

"Yeri kamu harus sekelompok sama aku. Titik!"

Yeri berkacak pinggang. "Kamu apa-apaan sih! Aku kan gak mau sekelompok sama kamu!" Tolak Yeri tanpa babibu.

"Tapi aku maunya sama kamu!" Kekeh mark.

Sang guru yang berada disana dan melihat pertengkaran itu mendekat.

HUG ME (Hope 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang