Apartemen Seulgi sedang ada kedatangan tamu saat ini. Ya, itu Wendi juga Joy yang sengaja mengunjungi apartemennya karena mereka tahu disana ada Yeri.
"Yeri apa kamu suka buku cerita yang itu?"
"Em aku suka, Tante" balas Yeri.
"Kalau begitu Tante akan membe--"
"Eng tidak usah Tante. Ini saja sudah cukup" tolak Yeri secara halus.
"Benarkah?"
"Em"
"Baiklah"
Wendi mengacak gemas rambut Yeri. Menurutnya Yeri terlihat gemas jika sedang membaca.
"Ngomong-ngomong unnie, Yeri kenapa bisa berada disini emm maksudnya Siapa yang mengantarnya?" Tanya Joy yang penasaran.
"Pengasuhnya yang mengantar Yeri kesini. Katanya Yeri kangen jadi dia diantarkan kesini" jelas Seulgi yang baru saja tiba dari arah dapur dengan membawa segelas susu.
Joy mengangguk percaya.
"Yeri ini susunya"
Yeri yang tadinya fokus mendengar kata susu langsung mengambil susunya. Meneguknya hingga tandas kemudian mengembalikan gelas itu pada sang Imo lalu kembali fokus membaca. Sekarang Yeri sudah terbiasa dengan susu yang di gelas bukan di dalam botol yang ada empengnya lagi.
Mendengar hal itu Wendi menghampiri adik juga temannya yang tengah mengobrol.
"Ah benarkah? Tumben sekali Yeri mengatakan hal itu" bingung Wendi yang seperti tidak percaya alasannya.
"Ya! Memangnya kenapa? Lagi pula Yeri itu ponakanku" ucap Seulgi yang tidak terima Karna ia mewajarkan Yeri tiba-tiba ingin dengannya.
"Seulgi-ya"
Wendi membisikan sesuatu pada Seulgi.
"Itu tidak mungkin!"
"Aku hanya menebaknya"
Seulgi terdiam memikirkan perkataan yang diucapkan Wendi.
"Kurasa kau harus tanyakan lagi. Baik-baik tapi"
Akhirnya Seulgi mengangguk mengikuti usulan sahabatnya.
****
Malam itu tiba, Irene sengaja bolak balik ke luar rumah, katanya ada yang ketinggalan di mobilnya, tetapi itu hanya sebuah alasan. Dia bolak balik ke area luar karena ingin memastikan bahwa Yeri sudah pulang.
Entah sudah keberapa kali Irene tak kunjung melihat tanda-tanda bahwa Yeri akan pulang. Tangannya menggenggam erat ponsel namun ia enggan untuk menghubungi sang adik mengenai kabar Yeri.
"Nyonya"
Irene tersentak kaget. Ia pun menetralkan raut wajahnya kembali seperti biasa.
"Y-ya ada apa bi?"
"Nyonya kau sedang mencari apa? Apa perlu saya bantu?" Tanya Bibi Yoon bingung.
"Ah tidak bukan apa-apa. Saya hanya mengambil ponsel tadi" ucap Irene berpura-pura
Bibi Yoon mengangguk percaya. Ia habis dari luar sehingga tak sengaja menemukan Nyonya ya yang tengah berdiri sendirian di depan rumah.
"Kalau butuh apa-apa panggil saya, nyonya. Tidak apa-apa."
"Ne, terimakasih"
"Kalau begitu saya masuk dulu, Nyonya"
Lantas bibi Yoon pun berbalik dan akan masuk ke dalam namun di tahan Karna suara yang memanggilnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/289845989-288-k472744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Roman pour Adolescents"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!