Selamat Membaca...
"Appo~" Lirih Yeri.
"Imo sudah mengobatimu, Yeri. Kau akan sembuh" ucap Seulgi mencoba menenangkan ponakannya.
Seulgi datang tepat waktu jadi ketika disana ia lngsung membawa Yeri ke rumah sakit lalu dirinyalah yang langsung turun tangan mengobati luka-luka di tubuh Yeri.
"Appo hiks hiks~"
Seluruh tubuhnya terasa perih hingga Yeri terus menggeliat tidak nyaman di brangkar itu.
"Ssst Jangan seperti ini. Kau membuat Imo sedih~"
Seulgi benar-benar tak tega melihat Yeri seperti ini. Luka bekas cambuk di sekujur tubuh Yeri membuat hatinya teriris.
"Dokter, apa kau membutuhkan sesuatu?" Tawar seorang suster yang ikut membantu Seulgi.
Seulgi menggeleng. "Tidak, kau pergi saja. Biarkan Yeri saya yang urus."
"Baiklah, kalau begitu saya permisi"
"hiks hiks"
Yeri masih menangis karna tidak tahan dengan sakitnya. Seulgi mencoba menenangkan Yeri dengan mengusap lembut area luka yang Yeri dirasa sakit.
"Kamu tidur aja ya, nanti juga sakitnya hilang"
Akhirnya karena diberikan obat penenang, Yeri mulai terlelap dan lupa akan sakitnya. Namun Tak lama kemudian pintu terbuka. Irene datang dengan wajah sembab bersama Wendi di belakangnya.
"Bagaimana keadaanya?"
Karna tidak ingin membuat Yeri terusik Seulgi menarik kencang tangan kakaknya untuk keluar.
"Mengapa kau kesini, Unnie?!" Marah Seulgi menghempaskan Irene begitu saja.
"Hiks hiks Seulgi jangan Seperti itu. Unnie ingin melihat kondisinya hiks Dia baik-baik saja kan? Apa lukanya sangat parah? Seulgi! Jawab Unnie!" Cerca Irene sembari menangis. Ia masih ingat dimana Yeri yang dipukuli suaminya sampai Yeri muntah darah.
"Untuk apa kau menanyakan kondisinya kalau kau yang melukai Yeri sendiri!" Tuduh Seulgi.
"Seulgi-ya! Bukan Unnie yang melakukannya. Jangan menuduh Unnie Seperti itu." Irene masih terisak karena sangat khawatir dengan keadaan Yeri.
"Apa aku harus percaya denganmu, Unnie?"
"Seulgi, kau tidak dengar apa yang dikatakan bibi Yoon tadi? Dia sudah bilng bukan Irene Unnie yang melakukannya" bela Wendi yang memang tadi ikut mendengar penjelasan pengasuh Yeri.
Seulgi terdiam sejenak. Memikirkan jika bukan Irene apa benar Suho yang melakukannya. bagaiman bisa kakak iparnya sejahat itu pada Yeri. Apa dia melakukan kesalahan lagi sama seperti perlakuannya dulu pada Yerim?
"Seulgi katakan pada Unnie, Bagaimana keadaanya?" Tanya Irene sekali lagi.
"Banyak luka cambukan di beberapa bagian tubuhnya termasuk di bagian dada dan itu membuat Yeri muntah darah" Jelas Seulgi akhirnya.
"Hiks hiks" Irene tidak sanggup mendengarkannya. Ia merasa dunianya seakan berhenti. Ia lemas. Ia tidak mau Putrinya benar-benar pergi seperti Yerim pada saat itu.
"Unnie ingin melihatnya" Irene ingin masuk namun ditahan.
"Kau tidak boleh masuk, Unnie" Cegah Seulgi.
"Kenapa?"
"Aku takut kau malah membunuhnya, Unnie" ucap Seulgi yang masih belum sepenuhnya percaya dengan kakanya sendiri atas perlakuan kasar pada Yeri selama ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Roman pour Adolescents"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!