"Appa!"Suho hampir saja terjengkang ke kolam ikan dibelakangnya.
Lelaki itu menghembuskan napas berat. Mengusap dadanya karna terkejut.
"Kenapa?" Tanya Suho dengan suara lembut.
Dia memandang tubuh Yeri dari bawah hingga atas.
"Yeri abis main darimana? Kenapa kotor banget?!" Seru Suho.
Memang tubuh Yeri saat ini dipenuhi lumpur. Yang membuat Suho bertambah terkejut.
"Itu..."
Yeri menujukan bekas genangan air hujan dengan polos.
"Ya tuhan, Sayang! Kamu abis main hujan! Kamu nanti sakit gimana, huh?!" Seru Suho marah.
Yeri malah menderetkan giginya cengengesan.
"Ehehe, maaf appa"
Suho mengusap wajahnya kasar. Tidak habis pikir dengan tingkah anaknya.
"Huh, yasudah. Sekarang ayo bersihkan tubuhmu" ajak Suho menggiring putrinya untuk berjalan duluan tapi tiba-tiba
Pluk
Dengan tanpa merasa berdosa Yeri memeluk tubuh Suho. Hingga pakaian Suho yang tadinya berwarna putih kini menjadi setengah berwarna cokelat. Tak lupa dengan baju suho yang menjadi basah karena menempel dengan baju Yeri.
"Oh, astaga!" Seru Suho melotot menatap kaos yang dipakainya.
"Yeri!"
"Hahaha!"
Sang pelaku berhasil kabur dari sana. menertawakan sang ayah dengan kaos yang sudah berubah menjadi warna cokelat karena dirinya. Merasa senang dengan ulahnya sendiri.
Wajah Suho memerah. Menatap putri kecilnya dengan tatapan mengerikan. Tanpa pikir panjang ia langsung berlari mengejar Putrinya.
"Yak! Sini kau!"
Yeri ikut berlari dari sana. Berusaha menghindari tangkapan ayahnya. Sesekali ia tertawa karena ayahnya tidak bisa menangkapnya.
"Haha, tidak kena wlee" ledek Yeri
"Awas kau ya!"
Mereka terus berlari saling kejar kejaran hingga tak sadar jika sedang di perhatikan oleh seseorang diatas sana.
"Unnie, kenapa?"
Irene langsung melunturkan senyumannya. Kembali dengan wajah seperti semula seolah tak terjadi apa-apa.
Seulgi terkekeh, ia hanya beralibi saja. Ia tahu kakaknya sedari tadi tengah menatap dua orang yang tengah saling kejar-kejaran dibawah sana. Tak hanya itu ia juga melihat Irene yang nampak tersenyum tadi.
"Ini, buka mulutmu Unnie" ucap Seulgi menyuapkan kembali nasi dan lauk ke mulut Irene.
Ya, kini mereka tengah terduduk di kursi balkon kamar Irene. Karna saat ini waktunya jam makan siang Irene, Seulgi sengaja mengajak Irene makan siang di balkon kamar karena bertujuan agar Irene tidak selamanya harus terkurung di dalam ruangan. Bagaimana pun juga manusia butuh sinar matahari agar menjaga imun tubuhnya.
Dan lagi pula, Semenjak kejadian dimana Irene bertemu Yeri. Kesehatan mental Irene mendapat kemajuan. Psikolog yang selama ini menangani Irene mengatakan jika mereka harus terus memberikan sesuatu yang membuat Irene bahagia karena hal itu akan membuat kesehatan Irene berangsur membaik dan berharap ingatan yang sempat hilang kembali perlahan.
"Unnie, sepertinya kau menyukai anak itu, benarkah?" Ujar Seulgi tiba-tiba. Mencoba mengajak Irene berbicara.
Irene langsung mengangguk. Tak di pungkiri jika Irene memang membetulkan perkataan Seulgi. Entah kenapa, ia sepertinya telah menyukai gadis kecil yang tengah tertawa di bawah sana. Seperti ada hubungan dekat dengan anak kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Teen Fiction"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!