16

855 138 29
                                    

"Lihat ini"

Dengan penuh keberanian Suho menekan tombol 'play' Di laptopnya. Kemudian tampilah sebuah rekaman keseharian seorang gadis yang sudah lama pergi dan tak akan kembali.

Irene melihatnya. Rasa sesak tiba-tiba muncul ketika melihat seorang gadis di dalam rekaman itu.

"Ini..."

"Kim Yerim. Putri pertama kita"

Degh

Tiba-tiba Kilasan kejadian lima tahun lalu kembali berputar di kepala Irene. Itu putrinya. Putri yang sangat di sayanginya. Ya, ia mengingatnya.

Tes

Air mata itu kembali luruh Perlahan lalu lama kelamaan kian menderas. Bahu itu bergetar sampai suara tangisan pilu pun terdengar. Menangis. Tentu saja.

"Menangislah..."

Suho mendekapnya erat. Memberikan kekuatan pada istrinya yang tengah menangis.

"Yerim...Yerim sudah pergi dan Kau harus mengikhlaskannya. Dia juga sudah memilih tempatnya sendiri. Dia sudah tenang. Dia juga bahagia disana"

Suho berharap Irene menerimanya. Menerima kenyataan bahwa Kim Yerim, putri pertama mereka sudah tidak lagi bersama mereka.

"Yerim hiks putriku" racau Irene di pelukan Suho.

Suho terus mengusap punggung Istrinya yang bergetar memberikan ketenangan. Ia memilih diam membiarkan istrinya mengeluarkan semuanya. Ia juga bersyukur Irene sudah mengingatnya.

Beberapa menit Irene menangis akhirnya berhenti juga. Suho bernapas lega setidaknya ia sudah tidak cemas lagi mengenai kondisi Istrinya.

"Sudah jangan menangis lagi"

Suho mengusap air mata istrinya yang tersisa.

"Rene-ya Dengar, kita harus memulai hidup baru. Sekarang anak kita bukan hanya Yerim. Bae Yeri dia juga putri kita. Kau harus ingat itu" Ucap Suho memberi tahu.

"Putriku hanya Yerim, Oppa"

Suho menggeleng cepat. "Aniya kau tidak boleh seperti itu sayang. Kau yang melahirkan Yeri. Dia juga anak kita dan kau tidak boleh melupakannya"

Suho tidak ingin Yeri diasingkan oleh ibunya sendiri. Bagaimana pun juga Yeri harus di anggap sebagai putrinya. Dari dulu Yeri sangat menginginkan sosok seorang ibu. Bagaimana mungkin Irene melupakannya?

"Tapi..."

"Sst, Oppa tidak mau mendengarnya lagi. Sekarang kau harus istirahat, ya" potong Suho tidak ingin mendengarnya lagi.

■■■

"Dimana Irene unnie?" Tanya Wendi yang sejak kemarin tidak melihat Irene di ruang rawat Yeri.

"Gi?"

"Ya"

Wendi menatap Seulgi meminta jawaban. Ia tahu Seulgi mendengar pertanyaanya yang di lontarkannya tadi.

Sebelum menjawab Seulgi menghela napas.

"Sejak Yeri sadar Irene Unnie memang belum menjenguk Yeri"

Wendi terkejut mendengarnya. "Apa maksudmu?"

Wendi pikir mereka tidak bertemu Irene karna Irene tengah keluar setelah menjaga Yeri. Namun setelah mendengar penjelasan Seulgi ia begitu terkejut. Irene ibunya, bagaimana bisa?

HUG ME (Hope 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang