Typo bertebaran...
Yeri baru saja menyelesaikan hukumannya dengan baik sesuai perintah yang di berikan. Namun setelah selesai Yeri tidak pergi ke kelas melainkan ke depan gerbang dan memilih kabur meninggalkan pekarangan sekolah. Entah apa alasannya sampai penjaga sekolah disana pun sudah tidak sanggup mengejar Yeri yang berlari sangat cepat sampai kehilangan jejak.
Sementara Yeri yang merasa sudah tidak di kejar lagi menghentikan langkahnya dan Bertumpu dengan kedua lutut dengan napas yang ngos ngosan.
Setelah dirasa cukup tenang Yeri menengok ke kanan dan ke kiri melihat jalannya yang sepi. Hingga ketika ada bus yang melewat Yeri melambaikan tangannya menyuruh bus itu berhenti.
"Paman, aku boleh masuk tidak?" Pinta Yeri pada penjaga bus disana.
Knet bus itu mengangguk saja. Mendapat persetujuan Yeri pun masuk kedalam bus itu dengan di bantu sang knet.
***
Seorang wanita baru saja keluar dari gedung setelah melakukan urusannya. Menuju ke tempat parkir lalu memasuki mobil miliknya bergegas akan pulang.
Selama Di perjalanan ia hanya diam sambil fokus menyetir. Hingga ketika setengah jalan ia tiba-tiba teringat sesuatu sampai
Ckittttt!
Irene mengerem mendadak. Mobilnya Berhenti di bahu jalan yang terlihat sepi. Merutuki kebodohonnya Karna melupakan sesuatu yang sudah di janjikan.
"Pabbo!"
***
Kembali dengan Yeri, gadis kecil itu sudah duduk dengan tenang pada tempatnya. Ia kebagian bangku paling belakang, berada di tepian hingga membebaskan dirinya untuk melihat ke arah jalanan. Rasanya sepi, rasanya hampa, rasanya sangat kosong.
Yeri sudah terlanjur marah karna ibunya tidak datang padahal sudah berjanji. Karna pemikiran seusia Yeri masih pendek ia berfikir bahwa ibunya sudah tidak peduli bahkan tidak membutuhkannya lagi memutuskan untuk kabur dari tempat orang-orang terdekatnya termasuk sekolah. Masa bodo dengan ayah dan imonya yang akan mencarinya Yang terpenting ia harus pergi sejauh mungkin agar tidak bertemu lagi dengan ibunya.
"Yeri harus pergi kemana ya?" Tanyanya pada diri sendiri.
Yeri bingung sendiri. Dirinya yang memilih kabur dan dirinya juga malah bingung tempat tujuannya saat ini.
"Ke apartemen Imo? Ah tidak-tidak nanti Imo kasih tau Appa sama Eomma"
"Kalau begitu aku ke apartemen Tante Wen saja" ucap Yeri senang namun sedetik kemudian ia kembali murung.
"Aku gatau apartemen Tante Wen" sedih Yeri. Ia benar-benar tidak tahu arah tujuannya saat ini.
Karna tidak tau arah tujuan, Yeri terus menetap di dalam bus itu sampai rute bus yang dilewati telah selesai dan berhenti di sebuah halte untuk menurunkan seluruh penumpang. Tak lupa sang knet meminta bayaran pada penumpang yang turun hingga ketika Yeri
"Dek, mana uangnya?"
Yeri lupa uangnya ada di dalam tas. Sedangkan dirinya tidak membawa apa-apa tadi selepas kabur.
"Dek?" Panggil knet lagi.
"Paman Mianhae, Yeri lupa bawa uangnya"
Mendengar itu sang knet marah-marah pada Yeri Karna tidak membawa uang pada saat menaiki busnya dengan waktu yang lama. Yeri menunduk takut dengan sang knet yang terus memarahinya.
"Paman hiks Yeri janji nanti membayarnya hiks" Isak Yeri yang sudah menangis.
Knet itu sepertinya tidak peduli. Ia terus memarahi Yeri hingga tiba-tiba seorang pria menghampiri keduanya dan dengan baik hati membayarkan biaya Yeri menaiki bus tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Teen Fiction"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!