Suho Oppa
Gi...
Sibuk ya?
Oppa mau bicara. Bolehkan?15.01 PM
Panggilan tak terjawab pukul 15. 02
Panggilan tak terjawab pukul 15. 15
Panggilan tak terjawab pukul 15. 45Suho Oppa
Gi, Ponakanmu. Sebulan ini terus nanyain kamu.
Dia kangen kamu gi.
Oppa tau kamu sangat sibuk,
Gi...
Oppa rela bayar berapapun asal kamu luangin waktu buat putriku.
Sekali saja gi, Berapapun itu Oppa akan bayar.
Kasian dia gi, ngga punya teman dirumah buat curhat.
Dia juga pasti gak peduli gi, tau sendiri kan kondisinya.
Akhir-akhir ini Oppa juga jarang dirumah karena pekerjaan.
Sebenarnya Oppa ngga tega ninggalin dia, tapi kamu taukan gimana pekerjaan Oppa?
Oppa mohon gi,
Dia sangat membutuh teman,
Semoga kamu membaca pesan ini yah16. 00 PM
Wanita bermata sipit itu terus membaca pesan2 tersebut dengan tegang. Pesan terakhir dikirimkan beberapa jam yg lalu. Dan sekarang sudah pukul delapan malam.
Saat ia menyadari semua kesalahannya ia pun menunduk. Memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut.
"Maaf"
Satu kata yang hanya bisa keluar dari mulut wanita bersipit itu. Menyesal karena sebulan ini ia tidak pernah berkunjung lagi kerumah itu. Rumah yang dulu ia pernah tempati.
Tapi karena akhir-akhir ini sibuk dan harus bolak balik rumah sakit akhirnya ia memutuskan untuk membeli apartemen yang dekat dengan rumah sakit ia bekerja agar memudahkan dirinya.
Tapi hal itu tidak bagi keponakannya. Dia kesepian, Pasti. Seperti yang dikatakan kakak iparnya Tidak ada lagi tempat dirinya curhat. Karena biasanya apapun itu ketika ada Imonya pasti gadis kecil itu akan bercerita panjang lebar. Tetapi sekarang Seulgi malah pergi hingga membuat keponakannya kesepian.
"Uri Yeri, maafin Imo" gumamnya menyesal.
Karena terus menyesali perbuatannya Seulgi tidak sadar jika ada seseorang yang sudah berada diruangannya dan memperhatikannya.
"Ekhem"
Seulgi mendongak. Melihat ada seorang lelaki ia pun langsung menghapus air matanya dan seolah tak terjadi apa-apa.
"Kenapa?"
Memberikan senyum tipis lalu menggeleng.
"Aku tau kamu menyembunyikannya," kata Jimin sang kekasih sembari memberikan cokelat panas yang sengaja ia pesan tadi.
Jimin, laki-laki yang seumuran dengan Seulgi. Berprofesi sebagai Dokter umum sama seperti kekasihnya, Seulgi. Dua tahun mereka menjalani hubungan itu.
Jimin-ah aku...
■■■
Suho keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Pakaianya sudah berganti dengan berbalut celana selutut dan kaos putih polos. Melihat sang anak yang tengah bermain sendiri dengan boneka yang minggu lalu ia belikan.Tersenyum tipis kemudian melangkah pelan menghampiri sang anak.
"Sayang, kamu tunggu sini ya. Appa mau ambil susu dulu"
Ya, di umur yang sudah lima tahun itu gadis kecilnya masih meminum susu formula yang setiap bulan ia stok untuk simpanan. Entah apa alasannya yang pasti Yeri akan menangis histeris jika tidak meminum susu itu.
Dan Sudah menjadi kebiasan Yeri yang harus meminum susu sebelum tidur sehingga Suho harus segera menyiapkannya sebelum tengah malam anaknya rewel karena tidak meminum susu.
"Emm, tapi jangan lama-lama ya" Angguk Yeri kecil.
Suho terkekeh lantas langsung mengecup singkat kening putrinya.
"Hm, hanya sebentar"
Setelah itu Suho pun meninggalkan putrinya sendirian dikamar.
Tak butuh waktu lama Suho usai menyeduh lalu membawanya ke dalam kamar. Di berikannya pada Yeri dan langsung diterima oleh Yeri karena sudah kehausan.
"Gomawo, Appa"
"Ne, sekarang tidur ya?"
"Emm" balas Yeri.
Menaruh boneka disampingnya lalu membaringkan tubuhnya dikasur sang ayah. Lantas Suho menaiki selimut yang menutupi tubuh mungil Yeri, lalu dirinya ikut berbaring di samping Yeri. Mereka berdua tidur di kamar yang digunakan Suho. Dengan perlahan Suho mengusap pipi Yeri dengan lembut.
"Appa berjanji mulai sekarang apapun keinginanmu Appa akan berusaha memenuhinya termasuk keinginanmu untuk bertemu bibimu, sayang." Lirihnya pelan.
Suho mengecup kening Yeri, lalu memeluknya, dan memejamkan mata menyusul Yeri yang sudah terlelap.
■■■
Cklek
Suara pintu terbuka menampakan seorang pria yang baru saja masuk. Berdiri di depan pintu dengan mata yang menatap kedepan.
Rasa sesak itu kembali muncul ketika melihat seseorang disana. Seseorang yang selama ini ia jaga dan dirawat bertahun-tahun. Namun hingga kini belum ada kemajuan sedikitpun.
Pria itu menghela napas panjang guna menenangkan hatinya. Kemudian ia pun menghampiri seseorang di depannya.
Seseorang itu tengah duduk membelakanginya. Menatap kearah jendela dengan dengan tatapan yang kosong. Seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Dan itu sudah menjadi kebiasaan selama beberapa tahun terakhir.
"Kenapa belum tidur?" Tanya sang pria yang ikut duduk disamping seseorang itu.
Pria itu tersenyum getir karena hanya ada keheneningan diantara mereka. Lantas pria itu mengusap bahunya dengan lembut lalu
Kajja, sekarang tidurlah. Kau harus beristirahat.
☆☆☆☆
Nah tu udah ga penasaran lagi kan sama anak kecilnya:v. Btw yang nanyain emaknya coba tebak ada yang tau ndak?😄
•
•
•
Sekian terimakasih. selamat membaca dan selamat menunggu part selanjutnya
Jangan lupa vote komen yang banyak biar cepet up lagi😉
•
•
•
See you♡
Cirebon, 5 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME (Hope 2)
Teen Fiction"Appa!" "Yes baby, ada apa hm?" "Tante itu siapa?" Tunjuk seorang gadis kecil Pria itu tertegun. "Itu...." WARNING, CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA!!!