05. A Belief

225 31 9
                                    

Vote sebelum membacaHappy reading♡ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote sebelum membaca
Happy reading♡
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

《● You for Me ●》
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Maksud Papa apa?"

Suara lelaki yang memakai hoodie berwarna abu itu menghentikan langkah Donghae yang baru saja beranjak dari sofa ruang tamu. Pria itu menoleh dan menatap anak lelakinya dengan wajah tegasnya.

"Jeno masih bisa jagain Kak Jia, kenapa Papa—" Anak itu menghembuskan napasnya kasar sambil menatap ayahnya penuh pertanyaan.

Maksud ayahnya itu apa? Menyuruh orang lain bekerja disini dan menjaga kakaknya? Jeno masih bisa. Dia masih bisa menjaga kakaknya kenapa ayahnya mempekerjakan orang lain?

Lagi pula, belum tentu juga kakaknya mau. Dalam artian, tidak akan takut kepada orang baru. Orang yang dulunya dekat dan sudah kenal saja kakaknya masih takut, apalagi ini?

"Nggak usah ngatur Papa kamu Jeno."

Donghae membalikkan tubuhnya dan menatap anak itu tajam. Tentu saja membuat gadis yang sejak tadi diam sambil memeluk boneka putihnya langsung ketakutan.

Jeno bisa merasakan ujung hoodie-nya gadis itu remas kuat.

"Papa bakal hukum kalian lebih berat kalo kamu kayak tadi lagi."

Kata-kata itu membuat Jeno mendongak, masih dengan perasaan kesal kepada ayahnya. Namun mana bisa dia melawan? Bekas tamparan yang tadi sore saja masih terasa sangat perih di pipi kanannya. Juga pukulan di beberapa bagian tubuhnya.

Memang, tadi sore ada kejadian tidak mengenakan yang berakhir ayahnya itu marah dan menampar pipinya serta memukulinya. Sebenarnya Jia yang akan ditampar sang ayah, sebelum dia memohon kepada pria itu untuk menamparnya saja.

Mana tega Jeno melihat gadis itu ditampar ayahnya? Cukup dia saja.

Tadi, ada yang menyebabkan mereka berdua pulang terlambat, hingga membuat Jeno tidak berangkat les. Dan, jadilah dia pulang sampai rumah pukul delapan malam.

Dan yah ... Jeno di tampar dan di pukuli Donghae setelah itu, dengan Jia yang menangis kencang sambil memeluk erat Bomi. Sesekali juga meneriaki nama ayahnya untuk menghentikan pukulannya.

Setelah kejadian itulah, Donghae benar-benar menyalahkan Jia akibat Jeno yang melewatkan jam lesnya. Dan Jeno tentu saja memohon kepada ayahnya jika kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Dia juga memohon untuk tidak menyakiti kakaknya. Jeno benar-benar memohon untuk itu.

Hingga akhirnya mungkin, mungkin itulah alasan Donghae mencarikan orang untuk menjaga Jia. Jeno sebenarnya masih belum menerima itu, tetapi lagi-lagi dia bisa apa? Ini baru sehari kakaknya bersekolah dan beraktifitas di luar rumah, dengan satu kesalahan yang membuat ayahnya benar-benar marah. Lalu bagaimana dengan hari-hari selanjutnya? Baiklah mungkin memang itu akan sedikit membantunya nanti.

[4] YOU FOR ME ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang