26. Painful Secret

165 14 16
                                    

Vote sebelum membacaHappy reading♡ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote sebelum membaca
Happy reading♡
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

《● You for Me ●》
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Matahari siang ini sangatlah terasa terik di atas sana. Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, dan lelaki yang sejak kemarin malam berbaring di ranjang tidurnya itu belum juga membuka matanya.

Taeyeon sebenarnya khawatir, tetapi tidak apa-apa, biarkan Jaemin beristirahat dulu.

Wanita itu pun tadi sudah menelepon Suho, mengatakan jika Jaemin tidak masuk sekolah hari ini. Anak itu belum bangun tak lama sejak menangis di pangkuannya kemarin malam. Tetapi, kalaupun Jaemin sudah bangun, Taeyeon tidak akan mengizinkan anak itu untuk sekolah dulu. Dia harus beristirahat penuh di rumah, apalagi semalam juga badannya panas.

Taeyeon benar-benar tidak tidur dengan tenang. Wanita itu sesekali mengganti kain yang di gunakan untuk mengompres kening Jaemin, serta mengecek suhu badannya juga. Di temani anak lelakinya, Taeyong tidur di sofa ruang tv.

Sang suami sudah dia beri tahu, pria itu juga yang hari ini menjaga toko di bantu oleh anak lelakinya. Sedangkan dia yang akan menjaga Jaemin sampai anak itu terbangun.

Taeyeon tersenyum hangat menatap mata tertutup Jaemin dengan sendu. Tangannya terulur untuk mengelus rambut itu lembut, mata kirinya masih membengkak, bahkan lebih besar daripada kemarin malam.

Dia ingin sekali ikut membatu Jaemin menemukan sang bunda, ingin sekali mempertemukan anak manis itu dengan bundanya. Tetapi, dia yang memang sering sibuk dengan pekerjaannya.

Dia yakin, sosok bunda Jaemin pasti sama dengan anak itu. Dari wajahnya yang manis, sampai sifatnya yang begitu baik. Dia yakin mereka berdua sangat mirip, dan Jaemin juga pernah berkata seperti itu kepadanya. Dia kembali tersenyum dan masih mengusap lembut rambut itu, hingga beberapa detik kemudian harus terhenti ketika mata itu terbuka dan bergerak pelan seperti menyesuaikan cahaya.

"Udah bangun, Nak?" tanya Taeyeon lembut.

Mata Jaemin bergerak lalu menatap seseorang yang duduk di tepi ranjangnya yang juga tengah menatapnya dengan senyuman lembut. Ah, mata kirinya ... Dia seperti sedang melihat dengan satu mata. Mata kirinya tidak bisa dia buka dan tertutup rapat, kalaupun di paksakan akan sangat sakit dan pegal.

"Bibi ..." lirihnya purau.

"Jangan bangun dulu, kamu harus istirahat." Perintah Taeyeon menahan lengan anak itu untuk tidak bangun.

Memang, bangun sedikit saja tubuh Jaemin terasa sangat remuk.

Menghembuskan napasnya panjang, dia menatap lagi Taeyeon dengan sayu, "jam berapa, Bibi?"

"Jam dua belas siang. Udah kamu tenang aja, Bibi tadi udah ngasih tau wali kelas kamu kalau kamu izin nggak berangkat."

Sedikit terkejut, dengan susah payah Jaemin menatap ke sekitarnya. Benarkah? Benarkah sudah jam 12 siang? Dia tertidur selama itu? Sekolah, sempat sedih juga dia tidak bisa masuk sekolah hari ini. Tetapi jika keadaannya yang seperti ini pun, pasti di sekolah dia akan menjadi pusat perhatian.

[4] YOU FOR ME ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang