38. Stay with Me

221 18 28
                                    

Vote sebelum membacaHappy reading♡ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤSong recommendation :Davichi - Sunset

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote sebelum membaca
Happy reading♡
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Song recommendation :
Davichi - Sunset

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

《● You for Me ●》
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Sore hari yang mendung, angin berhembus cukup dingin mengenai kulit, gadis berambut panjang itu baru saja keluar dari rumahnya untuk menuju ke suatu tempat.

Jia terdiam sejenak di teras rumah, pandangannya lurus ke depan. Kenapa dia ingin sekali menangis sekarang?

Mengelus perutnya yang hanya di balut dengan dress di bawah lutut dan berlengan sampai siku, gadis itu menarik napasnya dalam dan mengembuskannya untuk menghilangkan rasa cemas serta khawatir dalam dirinya.

"Kak."

Jia menoleh lalu tersenyum menatap kembarnya yang baru saja membuka pintu utama di belakangnya itu.

"Nggak papa, Kakak sendiri aja."

Jeno hanya bisa menatap gadis itu sendu. Hatinya sangat sakit melihatnya seperti itu, biar bagaimana pun, ikatan batin anak kembar sangat kuat.

"Hati-hati, ya? Pulangnya juga, minta dia anterin Kakak."

"Iyaa, Jeno." Kekehnya kecil menutupi wajah sedihnya.

Jia tidak ingin Jeno juga merasa sedih karenanya, sudah cukup lelaki itu selalu menerima sakit di pukuli sang ayah karena membelanya atau melindunginya. Dia tidak ingin Jeno sakit lagi.

Setelah mendapat anggukkan dari Jeno, Jia-pun mulai melangkah menuruni tangga teras rumahnya, lalu berjalan keluar dari halaman rumah seorang diri. Tangannya meremas kecil tas selempang soft blue miliknya.

Memang sedikit dingin, tetapi Jia tidak memperdulikan itu. Kakinya terus melangkah sampai keluar dari gerbang dan berniat langsung menuju halte bus. Ya, dia bertemu di sana dengan seseorang yang akan di temuinya.

"Jiaa~! Mau kemana??"

Suara yang keras melengking itu membuat gadis itu menolehkan kepalanya ke belakang, di lihatnya Haechan yang kini tengah berlari ke arahnya.

Dari pakaiannya yang memakai kaos biasa dan celana training, dia dapat menebak jika lelaki itu baru jogging sore.

"Mau jalan-jalan sebentar. Echan habis jogging, ya?"

Haechan yang di tanya pun mengangguk, "ohh, mau jalan-jalan. Iya nih, capek." Keluhnya sambil mengusap pelipisnya yang masih di banjiri keringat.

"Injun? Di tinggal?"

Pertanyaan kedua Jia membuat Haechan mendengus sebal, lantas membuat gadis itu terkekeh kecil. Dia ingat, dulu kalau dia ikut jogging bersama mereka, pasti sepanjang jalan isinya hanya perdebatan keduanya.

[4] YOU FOR ME ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang