15. Not Like That

122 16 13
                                    

Vote sebelum membacaHappy reading♡ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote sebelum membaca
Happy reading♡
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

《● You for Me ●》
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Sekolah saat ini benar-benar gempar dengan berita itu, berita bahwa ayah Jaemin adalah seorang pembunuh. Jeno bingung, dia tidak mengerti. Sosok ayah Jaemin yang dia kenal dulu adalah orang yang baik hati, hangat, dan juga ramah.

Sedikit tidak menyangka jika memang benar ayah Jaemin orang yang seperti itu. Jeno akui, jika sifat ayah Jaemin memang menurun ke anaknya, ya anak tunggalnya itu. Tetapi hatinya masih membencinya hingga kini. Lelaki itu yang dulu mengabaikannya, lelaki itu yang dulu meninggalkannya.

Jeno membencinya.

Hembusan napas kasarnya membuat Haechan yang duduk di sampingnya menoleh dan melirik dengan tatapan bingung.

"Kenapa lo, Jen?"

Yang di tanya langsung tersadar dan menoleh, "nggak."

Haechan hanya merotasikan kedua bola matanya. Jeno selalu seperti itu jika ditanya olehnya, pasti selalu menjawab 'nggak' atau 'nggak papa'.

"Jen, beneran kalo bapaknya Jaemin pembunuh?"

Jeno yang merasakan pergerakan Haechan lebih mendekatkan tubuh kepadanya, dan mendengar anak itu bertanya seperti tadi pun langsung meliriknya. Sebenarnya, ada rasa tidak suka jika orang-orang mengatakan ayah Jaemin adalah seorang pembunuh.

Entahlah, dia seperti merasa tidak suka saja.

"Tapi gue kasian sih sama Jaemin, yang pembunuh kan bapaknya, bukan dia, kenapa orang-orang bencinya sama dia coba?"

Benar, Jeno membenarkan perkataan Haechan beberapa detik yang lalu. Tetapi, mungkin hanya beberapa yang berpikir seperti itu.

Berita seperti ini semakin membuat Jaemin di bully di sekolah, banyak sekali murid yang membencinya. Awal masuk, Jaemin di bully karena miskin dan karena berani melawan Younghoon saat itu. Kini, di tambah dengan berita seperti ini.

"Iya nggak, Jen?"

Haechan melirik Jeno yang tengah menatap kosong meja di depannya, membuatnya lagi-lagi memutarkan kedua bola matanya.

"Ah elah, gue kayak ngomong sama patung!" gerutu Haechan.

Lelaki itu langsung saja menjauhkan tubuhnya yang tadi memang mendekat ke arah Jeno, lalu menaruh kepalanya di atas meja dan membelakangi Jeno sambil mengerucutkan bibirnya.

Tingkahnya seperti anak perempuan yang sedang kesal.

.

.


Hari kemarin berlalu, namun murid-murid yang membenci, mem-bully, meneriaki Jaemin dengan kata makian tidaklah berlalu secepat itu. Sangat ... menyakitkan untuknya.

[4] YOU FOR ME ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang