45. You for Me (Epilog)

429 12 30
                                    

"Makasih, Na. Makasih udah hadir di kehidupanku. Meskipun terasa singkat, tapi cintaku untukmu tidak akan berakhir sesingkat itu.

Na ... Makasih juga udah jadi lelaki terhebat untukku, makasih udah jadi malaikat untukku. Meskipun sekarang berbeda, aku yakin kamu masih malaikat yang menjagaku dari atas sana. Udah nggak sakit kan, Na? Nana udah sehat sekarang. Nana udah tidur dengan nyenyak."

- Lee Jia


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Hey, aku bilang jangan bersedih. Jangan menangis, hm? Aku akan lebih sedih jika kamu menangis. Maafkan aku meninggalkanmu begitu cepat, maafkan aku belum sempat berpamitan kepadamu, maafkan aku meninggalkanmu dengan si kecil kita.

Aku mencintaimu, sungguh. Makasih juga buat kamu, udah hadir di kehidupanku, selalu di sampingku, mewarnai hidupku sampai akhir. Maaf aku memilih menyerah dan pergi. Aku udah nggak sakit lagi, aku udah sehat. Jadi kamu juga nggak boleh sakit lagi ya? Karena aku akan menghukum orang yang menyakiti kamu, dan juga anak kita. Aku mencintai kalian."

- Na Jaemin

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

.

.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ


"Na ... Udah 18 tahun."

"Aku kangen kamu. Kangen banget sama kamu."

Jia terkekeh kecil di akhir kalimatnya, tangan kanannya terangkat untuk menghapus air mata hangat yang masih di ujung matanya. Sebenarnya dia malu pada Jaemin, setiap dia datang kesini pasti akan menangis, meskipun sudah delapan belas tahun berlalu.

"Aku udah tua, Na," wanita itu terkekeh lagi, "itu artinya cinta aku ke kamu juga se lama itu."

"Kamu masih mencintaiku kan Na dari sana?"

Jia tersenyum mengulum bibirnya, dadanya terlalu sesak mengatakan semuanya. Dia merindukan Jaemin-nya, dia sangat merindukan malaikat-nya, malaikat baik yang di kirim Tuhan untuk menjaga dan menyayanginya. Hingga mungkin Jaemin sudah merasa lelah, lalu dia mengatakan kepada Tuhan untuk menjemputnya.

Dan tidak akan pernah kembali lagi.

"Na, kamu untukku adalah sebuah kebahagiaan. Kamu untukku adalah sebuah keajaiban, hadiah terindah. Makasih Na, buat semuanya."

Ah, dia ini cengeng sekali. Umurnya saja yang bertambah namun masih saja seperti ini. Itu yang kerap Jeno katakan kepada wanita itu jika tengah menangis karena merindukan Jaemin.

"Tuh, Yah. Bunda udah janji nggak nangis loh. Bunda cengeng ya, Yah?"

Jia melirik ke samping kanannya kala seseorang berkata seperti itu kepadanya. Dia lantas terkekeh kecil sambil mengusap sisa-sisa air mata di wajahnya, lalu di rangkulnya pundak itu untuk lebih mendekat kepadanya. Ah, bahkan tinggi mereka sudah hampir sama sekarang.

"Ayah, aku kesini lagi sama Bunda."

Gadis itu tersenyum begitu manis menatap foto yang berada di dalam balik kotak kaca itu. Foto lelaki muda yang juga tengah tersenyum manis di sana, lelaki hebat yang merubah hidup sang Bunda. Lelaki itu adalah ayahnya.

[4] YOU FOR ME ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang