10. That's Okay

198 19 7
                                    

Vote sebelum membaca
Happy reading♡
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

《● You for Me ●》
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian terakhir kali Jaemin di pukuli di rooftop itu. Ah tidak, tidak terakhir, bahkan hari esok-esoknya saja Younghoon masih kerap bermain tangan dengannya. Beberapa bagian di tubuhnya saja masih ada bekas luka, ada juga yang sudah sampai memar.

Tak jarang juga Jia melihat langsung Jaemin di pukuli oleh Younghoon dan teman-temannya. Entah itu karena melindungi gadis itu, atau pun yang lainnya.

Pagi ini Jaemin sudah siap dengan seragam sekolahnya, lelaki itu tengah berdiri di samping pintu dan tengah menunggu seseorang yang akan berangkat sekolah bersamanya. Hingga beberapa detik kemudian, dia merasakan ada orang yang keluar dari pintu.

Tetapi bukan gadis yang sejak tadi di tunggunya.

Jeno memberhentikan langkahnya, dan mata keduanya bertemu. Masih sama-sama terdiam, namun tak lama lelaki itu berlalu dari hadapan Jaemin tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Jaemin menatap Jeno sendu. Sampai kapan lelaki itu akan mendiaminya? Dia menghembuskan napasnya panjang, hingga seseorang yang baru saja keluar dari dalam rumah itu membuat perhatiannya teralihkan lagi. Ia tersenyum.

"Berangkat sekarang?"

Jia mengangguk dengan senyum yang sangat manis. Bisa Jaemin lihat, di sisi kiri kepala gadis itu ada jepit rambut kecil yang menjepit rambutnya. Jepit rambut berbentuk strawberry kecil berwarna pink.

Ya ampun, Jaemin sempat terkekeh kecil melihatnya. Bukan untuk menertawai, tapi gemas, dia sangat gemas. Dia hampir lupa, gadis itu kan sangat suka dengan strawberry, berbeda dengannya yang tidak menyukai hal-hal yang mengandung atau pun olahan strawberry.

Perhatian mereka berdua teralihkan lagi kepada lelaki yang baru saja keluar dari dalam rumah. Jaemin menatap Jaehyun, sedangkan Jia dia lihat langsung menunduk dengan tubuh yang lebih mendekat ke arahnya.

Jaehyun hanya menatap mereka berdua tanpa ekspresi. Sepertinya lelaki itu akan berangkat kuliah. Wajahnya benar-benar datar dan dingin, mirip dengan Donghae. Jaemin juga merasa takut menatapnya. Lalu tanpa sepatah kata pun, lelaki itu berjalan pergi dari hadapan mereka, seperti halnya Jeno tadi.

Jaemin menghela napasnya lagi, dia lalu menggenggam tangan gadis di sampingnya membuat si empunya mendongak. Dia tersenyum.

"Yuk?"

Kemudian tangannya menuntun Jia untuk berjalan ke depan. Seperti biasa, mereka akan berangkat naik bus. Gadis itu juga tidak keberatan dan malah terlihat senang. Lagi pula sepertinya Donghae tidak mempedulikan itu. Masih ingat kan dengan yang pria itu katakan beberapa hari yang lalu di depan pintu?

Bisa-bisanya seorang ayah sampai hati mengatakan kata-kata tidak pantas seperti itu.

Jaemin berjalan menuju gerbang rumah, tangannya masih terus menggandeng tangan Jia. Hingga sesampainya di sana, mereka di kejutkan dengan mobil hitam yang tiba-tiba berhenti di hadapan mereka.

Kaca mobil bagian belakang itu terbuka.

"Jaemin? Jia? Baru berangkat?"

Ah, si kembar itu.

"Iya baru mau berangkat, Jun." jawabnya tersenyum.

"Ayo bareng sama kita aja?" ajak salah satu lelaki itu.

Jaemin menatap Jia sebentar, gadis itu sedari tadi hanya tersenyum menanggapi Haechan yang berbicara dengannya di sana. Benar, jika naik bus sepertinya mereka akan telat sampai sekolah.

[4] YOU FOR ME ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang