38. back romance

413 66 6
                                    


.

.

"aku... membunuhnya,"- Clara menatap tangannya sendiri, lalu beralih menatap Mark, "dengan ini,"- ia menunjukkan tangannya pada Mark.

"it's okay,"-  Mark menyentuh sebelah wajah Clara dengan satu tangannya, "There's no use crying about it."-

Mark menyeka air yang terjun dari mata Clara. Sepertinya air mata Clara sedang dalam mode penuh, makanya sedari tadi terus tumpah tak beraturan.

"Clara listen to me,"- Mark menatap lekat kedua mata Clara.

"Kamu boleh sedih, kamu boleh nangis, tapi jangan pernah nyesal. Kamu harus ingat apa yang udah Jaehyun lakuin ke kamu. Dia membunuh Daddy, Mommy, dan Hendery! Dia menghancuran hidupmu, Clara. Ingat itu baik-baik!"- tekan Mark berbicara didepan wajah Clara.

"I know you love him so much. But, now it's all over!"-

Clara tidak menjawab apa-apa. Walau otaknya membenarkan semua yang dikatakan Mark. Namun sepertinya hatinya tidak begitu.

"Nggak tau kenapa, akhir-akhir ini aku merasa hidup bukan sebagai diriku,"- ucap Clara setelah cukup lama terdiam.

"Didalam sini rasanya selalu sakit, tapi aku nggak tau dimana tepatnya itu,"- Clara memegang dadanya. "Semua terasa menyedihkan. Kamu tau aku bukan orang yang cengengkan? Tapi, kenapa sekarang aku selalu hiks— ini bukan aku! Lihat, aku nangis lagi kan sekarang? Padahal aku nggak mau hiks—nangis."-

"it's okay,"- gumam Mark menyatukan dahi mereka, lagi-lagi ia dengan setia menyapu setiap tetes air yang keluar dari mata Clara.

"Kita manusia. Menangis bukan hal yang memalukan. You can cry all you want, I'll make sure no one sees you."-

Setelah mengatakan itu, Mark menarik Clara kepelukannya. Gadis itu kembali menangis sesegukan.

"Everything will be fine, Clara. I love you,"- Mark berbisik, mencium puncak kepala Clara berkali-kali.

"Kamu kemana aja? Kenapa kamu bisa ada disini? Apa yang sebenarnya terjadi?"- tanya Clara disela tangisnya.

Belum sempat Mark menjawab, tiba-tiba dua pria masuk kedalam ruangan yang mereka tempati.

"Mark.."- seru mereka, Haechan dan Lucas secara bersamaan.

"Kamu gapapa?"- tanya Haechan memegang pundak Mark.

Mark mengangguk kecil, "Cuma luka dikit,"- Mark menunjuk perut sebelah kirinya yang mengeluarkan lumayan banyak darah akibat sayatan yang dilakukan Jaehyun tadi.

"Omaigat, kenapa kamu nggak bilang kalau kamu terluka, Mark?"- kaget Clara saat melihat Mark mengeluarkan banyak darah.

"Aku gapapa, ini cuma luka kecil, jangan nangis."-

"Aku juga pengennya gitu, tapi aku nggak bisa!"- Clara mengusap air matanya kasar. Ia sudah sekuat tenaga mencoba menahan diri untuk tidak menangis lagi. Tapi, air matanya tidak bisa berhenti.

"Ayo, kita pergi dari sini,"- ajak Lucas. Ia melirik sekilas kearah Clara, dan tanpa sengaja Clara juga ternyata menatap kearahnya.

"Ayo, aku bantu,"- Lucas memegang lengan kanan Mark untuk berdiri dan memapahnya.

"Mau dibantuin atau bisa bangun sendiri?"- tanya Haechan berbasa-basi.

"Aku bisa sendiri,"- Clara menompang tangan ke lantai sebelum berdiri, namun sayangnya ia oleng. Untung saja Mark berhasil meraih lengan Clara dengan tangan kirinya.

Deep End ✔️ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang