02. Home

1.3K 191 7
                                    



Suara dentuman music yang keras mengalun disebuah bar yang ada di tengah-tengah kota Chicago ini. Orang-orang didalamnya tampak begitu menikmati dan membuang stress mereka ditempat haram tersebut. Gadis-gadis berpakaian minim itu tampak meliuk-liukkan tubuh sexy mereka dihadapan puluhan pria yang berada disana. Ada juga yang bercumbu mesra diatas sofa yang terletak diruangan cukup besar & luas itu. Mark dan Haechan berjalan masuk kedalam bar tersebut menuju ruang VIP yang mana temannya telah menunggu mereka disana.

"Yo! Akhirnya yang kita tunggu-tunggu datang juga!!"- Renjun berteriak melihat Mark dan Haechan yang memasuki ruangan dan duduk disalah satu sofa yang masih belum berpenghuni itu. Kini diruangan itu terdapat empat laki-laki dan dua perempuan.

"Kamu serius ngurung Clara dirumahmu?"- tanya seorang perempuan berambut sebahu berwarna kemerahan itu menatap Mark seakan tidak percaya dengan cerita yang telah diutarakan oleh Lucas.

"Dan, kamu juga menci—"- perempuan itu kembali bertanya dan Mark langsung memotongnya.

"Yes! I kiss her, Kimberly Kim,"- balas Mark singkat, membuat perempuan yang di panggil 'Kimberly Kim' oleh Mark menutup mulutnya dengan telapak tangan kanan miliknya.

"I just kiss her, bukan membunuhnya. Kenapa reaksi kalian berlebihan banget sih,"- lanjut Mark lagi.

"Berlebihan? Oh gosh! Kamu bahkan membuatnya pingsan? Aku nggak bisa bayangin se-hot apa ciuman kamu sama dia,"- ungkap Kimberly dengan nada geli.

"Kami juga nggak bakalan kaget kalo perempuan yang kamu cium adalah Laura atau siapa, tapi ini... Clara?"- komentar Kimberly lagi.

"Kimberly, kenapa bawa-bawa aku,"- sergah Laura yang sedaritadi diam kini ikut membuka suaranya dengan nada suara yang kesal.

"Yakan aku cuma bilang, misalnya. Kenapa jadi marah?"- balas Kimberly membela diri.

"Laura pasti kesal karena dia mencium perempuan lain selain dirinya,"- balas Lucas menggoda Laura.

"Kami bahkan belum pernah berciuman,"- lirihnya pelan sambil tersenyum miris tapi masih bisa terdengar di telinga Lucas.

"What???? Kalian bahkan belum pernah berciuman?"- kaget Lucas menatap Laura dan Mark bergantian. Mark hanya memasang wajah datarnya,

"Kami nggak punya hubungan sespecial itu. Kenapa pula kami melakukan itu,"- balas Mark dingin.

"Wah!! Mark, you memang brengsek!"- umpat Renjun.

"Aku ngizinin siapapun buat suka sama aku, tapi bukan berarti aku juga harus memberikan hatiku pada mereka kan?"- balas Mark lagi, Laura yang mendengar ucapan Mark langsung berdiri dan meninggalkan ruangan itu.

"Laura? Hei—mau kemana? Hei.. "- Kimberly berteriak namun tak dihiraukan oleh Laura.

"Aku susul dia dulu,"- lanjut Kimberly yang ikut pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Bro, kayaknya kamu terlalu kejam sama Laura," komentar Lucas.

Mark hanya mengangkat bahunya pertanda ia tidak peduli. Lagipula Mark sudah terang-terangan mengatakan dan menunjukkan bahwa ia tidak bisa membalas perasaan Laura. Tetapi, karena laura merupakan temannya ya mau tidak mau Mark harus bersikap layaknya seorang teman kan? Dan Laura malah selalu salah mengartikan bentuk kepedulian & perhatian Mark terhadapnya yang hanya sebatas teman. 'Persetan, siapa suruh jatuh cinta'- Pikir Mark.

"Mark, kamu nggak mungkin kan nggak kenal Clara?"- Haechan yang sedari tadi diam dan ternyata sedang bergelud dengan pikirannya sendiri tiba-tiba mengajukan pertanyaan dengan nada yang terlihat begitu serius. Mark menyandarkan tubuhnya sambil melipat kedua tangannya didada, ia menatap Haechan sekilas lalu menjawab

Deep End ✔️ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang