39. Fact!

349 63 12
                                    

.

.

Clara duduk disofa berwarna abu-abu yang ada diruangan itu menatap kikuk wanita didepannya. Wanita itu tidak berhenti mengulas senyum dibibirnya menatap Clara. Wanita itu adalah Mama tiri Mark. Beliau meminta waktu ingin berbicara empat mata dengan Clara. Jadi, Mark sementara dipindahkan keruangan lain yang ada dirumah sakit tersebut.

"Ada apa? Kenapa tante mau bicara empat mata sama saya?"- Clara akhirnya berinisiatif membuka pembicaraan karena tidak tahan ditatap seperti itu.

"Ah iya, maaf. Kamu pasti jadi nggak nyaman ya. Oke, saya akan jelasin ini dengan singkat,"- jawab wanita itu. Perlahan senyumnya sedikit demi sedikit memudar.

"Maafkan saya,"- ujarnya menghela nafas.

"Untuk apa?"- Tanya Clara pelan.

"Sebenarnya, saya adalah orang yang dulu ngerawat kamu waktu kecil."-

Kedua alis Clara menyatu bingung mendengarnya. "Bukannya dulu saya dirawat sama seorang pria?"-

Mama tiri Mark menggangguk samar, "Benar. Dia suami saya!"-

Cukup membuat Clara kaget. Namun, ia mengontrol ekspresinya. "Ohya?"-

"Waktu itu saya dan suami saya benar-benar berada dibawah titik terendah kami. Hingga suatu hari suami saya bertemu dengan ayah kamu, Kris. Entah bagaimana awalnya, ayah kamu menyuruh suami saya untuk mengurus dan menyembunyikan kamu. Beliau juga berpesan untuk merawat kamu sebaik yang kami bisa. Suami saya mengidap penyakit mematikan. Butuh biaya yang sangat besar agar dia bisa pulih. Jadi, kami memilih menerima tawaran ayah kamu karena bayarannya sangat gila. Juga, kami berpikir itu bukan hal yang sulit,"- ujarnya panjang.

"Tapi, ternyata kami salah. Pekerjaan ini ternyata jauh lebih sulit dari yang kami bayangkan,"- lanjutnya menghela nafas lagi. "Hampir setiap hari kami diteror. Banyak orang yang secara tiba-tiba datang untuk mencelakai kamu. Tapi, karena kami sudah berjanji untuk melindungi kamu, kami tidak menyerah begitu saja. Kami berpikir bahwa kami harus bertahan sebentar saja, sampai kamu diambil kembali oleh ayah kamu,"- dia melanjutinya tanpa jeda.

"Satu bulan sebelum tugas kami selesai. Saya tiba-tiba diculik oleh adik ayah kamu, tuan Jung. Dan suami saya membawa kamu kabur dari tempat tinggal kami. Beliau mengincar kamu. Beliau menyuruh kami untuk menyerahkan kamu. Beliau juga berjanji akan membayar kami 5x lipat dari uang yang ayah kamu berikan. Tapi, suami saya menolak. Dia bertahan sampai hari dimana kamu diambil kembali oleh ayah kamu."-

"Saat itu saya masih disandera. Suami saya tidak bisa apa-apa. Keadaannya juga makin buruk. Dan bodohnya, dia tidak memberitahu atau meminta tolong pada ayahmu. Suami saya tetap menyembunyikan kenyataan bahwa sebenarnya tuan Jung ingin menusuk tuan Kris dari belakang. Kebodohan suami saya membuat semuanya jadi berantakan,"-

"Saya nyaris dibunuh oleh bawahan mereka, tetapi seseorang menolong saya. Saya akhirnya bebas, tetapi suami saya tidak. Dia akhirnya mati ditangan mereka,"- dia tertunduk lesu dengan suara yang tercekat. Perasaannya pasti hancur saat menceritakan kembali kisah memilukan ini. Tapi, ia harus menceritakannya.

Clara hanya bisa meremas kuat kain baju pasien yang ia pakai. Mendengar kata kematian juga membuat hatinya sakit. Wanita itu akhirnya kembali mengangkat kepalanya. Walaupun matanya terlihat berkaca-kaca, ia tetap mencoba mengulas senyum menatap Clara—walau senyumnya terlihat pilu.

"Kamu tau siapa yang menolong saya waktu itu?"- ia bertanya pada Clara.

"Siapa?"- Tanya Clara.

"Ayah Mark!"- wanita itu menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata yang nyaris keluar dari netranya.

Deep End ✔️ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang