Clara dan Daphne meninggalkan kastil bersama-sama, menyusuri jalan setapak yang membentang melewati kebun sayur yang hijau subur. Langkah mereka mantap dan penuh semangat, menyongsong rumah-rumah kaca yang berdiri megah di ujung kebun, tempat berbagai tanaman gaib dipelihara dengan cermat.
Saat mereka mendekati rumah-rumah kaca, Clara dan Daphne melihat sekelompok siswa sudah berkumpul di depan pintu, menunggu kehadiran Profesor Sprout. Harry, Ron, dan Hermione baru saja bergabung dengan mereka ketika Profesor Sprout muncul di seberang halaman berumput, ditemani oleh Gilderoy Lockhart yang terkenal flamboyan. Lengan Profesor Sprout diperban di sana-sini, dan Clara merasa entakan rasa bersalah melihat Dedalu Perkasa di kejauhan, beberapa dahannya sekarang terlilit kain gendongan.
Profesor Sprout adalah seorang penyihir wanita pendek dan gemuk, dengan topi bertambal di atas rambutnya yang berantakan. Biasanya wajah dan pakaiannya berlumuran tanah, dan kukunya yang hitam akan membuat siapa pun bergidik. Gilderoy Lockhart, sebaliknya, tampil sangat rapi dan bersih. Jubahnya yang berwarna hijau toska melambai dengan anggun, rambutnya yang keemasan berkilau di bawah topi hijau toska berpelipit emas yang bertengger sempurna di atas kepalanya.
"Oh, halo, anak-anak!" sapa Lockhart dengan senyum lebar kepada kerumunan anak-anak. "Baru saja menunjukkan kepada Profesor Sprout bagaimana mengobati Dedalu Perkasa! Tapi aku tak mau kalian mengira aku lebih pintar darinya dalam Herbologi! Kebetulan saja aku pernah bertemu beberapa tanaman eksotis dalam perjalananku..."
"Rumah Kaca nomor tiga hari ini, anak-anak!" kata Profesor Sprout, terlihat jelas jengkel dan tidak ceria seperti biasanya.
Terdengar gumam tertarik dari para siswa. Selama ini mereka hanya belajar di Rumah Kaca nomor satu, sedangkan Rumah Kaca nomor tiga berisi tanaman yang jauh lebih menarik dan berbahaya.
Profesor Sprout menarik kunci besar dari ikat pinggangnya dan membuka pintu rumah kaca. Clara mencium bau tanah lembap dan pupuk yang khas, bercampur dengan wangi tajam bunga-bunga sebesar payung yang bergantungan dari langit-langit.
Clara merasa jengkel saat melihat Draco berdiri di sebelahnya. Mereka saling melirik dengan tidak suka, atmosfer ketegangan terasa di antara mereka.
Di antara Ron dan Hermione, Profesor Sprout berkata, "Kita akan mengganti pot Mandrake hari ini. Nah, adakah yang bisa menjelaskan kegunaan Mandrake?"
Tak ada yang heran ketika tangan Hermione paling dulu terangkat. "Mandrake, atau Mandragora, adalah restoratif atau obat penyembuh yang sangat manjur," kata Hermione dengan suara penuh keyakinan, seakan dia sudah menelan seluruh buku pelajarannya. "Mandrake digunakan untuk mengembalikan orang yang sudah di-transfigurasi atau dikutuk ke wujudnya semula."
"Kenapa kau tidak mengangkat tangan?" bisik Draco di telinga Clara.
"Jangan dekat-dekat kau, Malfoy!" Clara membalas dengan ketus.
"Bagus sekali. Sepuluh angka untuk Gryffindor," kata Profesor Sprout. "Mandrake merupakan bahan paling penting bagi banyak obat penangkal racun. Meskipun demikian, Mandrake juga berbahaya. Siapa yang tahu kenapa?"
Clara segera mengangkat tangannya dan menjawab dengan percaya diri, "Jeritan Mandrake bisa berakibat fatal bagi siapa saja yang mendengarnya."
"Persis. Sepuluh angka untuk Slytherin," kata Profesor Sprout, membuat Clara tersenyum puas. "Nah, Mandrake yang kita punya di sini masih muda sekali."
Dia menunjuk sederet nampan tinggi sambil bicara, dan semua anak bergerak maju agar bisa melihat lebih jelas. Kira-kira seratus tanaman kecil yang menggerumbul seperti jambul berwarna hijau keunguan, tumbuh berderet-deret dalam nampan itu. Kelihatannya biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RETURN OF THE LOST GIRL | COMPLETED|
FantasyKeluarga malfoy terpukul berat akibat kehilangan salah satu anggota keluarga mereka. Cassieopeia Narcissa Malfoy. Saudari kembar Draco Malfoy. Ditengah keputusasaannya mereka memilih melupakan tentang cassieopeia selamanya. [bukan original, semua to...