"Aku akan membawa Cassie ke kamar dulu, Mum," kata Draco, suara dan ekspresinya menunjukkan tekad yang mendalam.
Lucius Malfoy menatap kedua anaknya dengan penuh perhatian. Matanya mengikuti Draco yang membawa Cassie, tubuh kecilnya terguncang dalam gendongan Draco, dengan kepala terbalut perban. Lucius merasa gelisah melihat keadaan putrinya dan mengikuti mereka hingga ke kamar Cassie.
Sesaat setelah Draco membaringkan Clara dengan lembut di atas tempat tidur, Lucius langsung meraih lengan Draco dengan cengkraman yang penuh kekhawatiran. "Apa yang terjadi pada adikmu, Draco? Kau tidak bisa menjaganya?"
"Ayo, Dad, kau baru saja bertemu kami. Setidaknya berikan Draco pelukan," kata Clara, wajahnya menatap penuh harap. Lucius, matanya melunak sejenak, kemudian kembali menatap Draco dengan tatapan tajam. "Bukan salah Draco. Aku terjatuh dari sapuku saat pertandingan Quidditch."
Bellatrix tiba-tiba muncul di pintu, memainkan rambutnya dengan ekspresi sinis. "Setidaknya kau harus mengapresiasi keberhasilannya dalam melaksanakan tugas dari tuan kita. Dumbledore sudah mati," katanya dengan tawa jahat.
Clara merasakan tubuhnya membeku, seakan terkena mantra Petrificus Totalus. Shock dan ketidakpercayaan menyelimuti dirinya.
Bellatrix menghampiri Clara dan duduk di tepi ranjangnya dengan wajah yang tampak sedih berlebihan. "Oh, keponakanku yang cantik, kasihan sekali kau ini," katanya, memaksakan ekspresi sedih yang tidak tulus.
"Ayo keluar, biarkan dia istirahat," ajak Narcissa lembut, mengarahkan semua orang untuk meninggalkan kamar kecuali Lucius yang masih berdiri di tempatnya.
"Kau mau berdiri terus di sana, Dad? Kenapa tidak kesini?" kata Clara, sambil menepuk-nepuk kasurnya. "Dan ceritakan padaku bagaimana kau bisa bebas dari Azkaban."
"Semua Pelahap Maut bebas dari Azkaban," kata Lucius, naik ke samping Clara dan mengusap pipinya dengan lembut. "Dad merindukanmu, Cassie."
"Aku juga merindukanmu, tapi tidak senang melihatmu seperti ini," kata Clara, sambil mengusap pipi Lucius dengan tangan kecilnya. "Tak pernah tidur, yah, Dad?"
"Aku mengkhawatirkanmu, juga Draco. Aku tak percaya dia bisa menyelesaikan tugasnya," kata Lucius sambil mengecup kening Clara dengan lembut. "Istirahatlah, Cassie. Aku tidak akan mengizinkanmu bermain Quidditch lagi, mungkin setelah ini."
Hari-hari berlalu, dan Clara perlahan pulih, tetapi suasana di Malfoy Manor tetap suram dan menekan.
"Draco, aku tak suka berada di sini. Tempat ini sangat menakutkan," keluh Clara kepada Draco yang dari tadi memainkan cincinnya sambil memandang keluar jendela, ekspresinya menunjukkan kecemasan yang mendalam.
Draco terdiam sejenak sebelum berdiri di depan Clara, menatapnya dengan tatapan serius yang penuh kekhawatiran.
"Kenapa?" tanya Clara saat Draco mencengkeram kedua pundaknya dengan lembut namun tegas.
"Dengar... untuk kesekian kalinya kupikir kau tak aman berada di luar sana, mengikuti jalan yang benar... Tapi kau lebih tidak aman di sini, Cassie. Dia menganggap kau dan Potter sebagai ancaman, jadi dia bisa membunuhmu kapan pun dia mau."
"Baiklah, aku mengerti apa yang kau pikirkan, tapi tidak dengan apa yang ingin kau lakukan—"
"Keluar dari sini." Draco mengatakannya dengan berat, wajahnya penuh determinasi. "Aku sudah kehilanganmu sekali, Cassie, dan aku akan memastikan itu tidak akan terjadi lagi. Aku rela menukar apa pun di dunia ini agar kau tetap hidup. Jadi, berjanjilah padaku."
"Iya, jika kau ikut juga denganku—"
"Tidak bisa, Cassie. Aku harus tetap di sini—"
"Kalau begitu, aku tidak ingin pergi. Bagaimana denganmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RETURN OF THE LOST GIRL | COMPLETED|
FantasyKeluarga malfoy terpukul berat akibat kehilangan salah satu anggota keluarga mereka. Cassieopeia Narcissa Malfoy. Saudari kembar Draco Malfoy. Ditengah keputusasaannya mereka memilih melupakan tentang cassieopeia selamanya. [bukan original, semua to...