50

4K 428 34
                                        

"Kau apakan dia Bella?"

"Aku tidak melakukan apapun, dia hanya tak sadarkan diri, mungkin efek apparate"

Clara membuka mata saat mendengar suara perdebatan samar - samar didekatnya.

"Mum?" panggil Clara lemah.

"Oh, ya ampun, Cassie, kau sudah sadar?" Narcissa bergegas mendekat, mengusap kepala Clara dengan penuh kasih. "Kau tahu Mum khawatir sekali."

"Sudah sadar, keponakan kecil?" Bellatrix berdiri di samping ranjang, menatap Clara dengan senyum menyeringai. "Baguslah. Ayo, Dark Lord sudah menunggumu."

Deg. Jantung Clara berdegup tiga kali lebih cepat.

"Dia baru saja sadar, Bella," kata Narcissa dengan wajah memelas.

Bellatrix berdecak, menggelengkan kepalanya. "Kita tidak bisa membuat Dark Lord menunggu, Cissy." Matanya beralih ke Clara, mengulurkan tangan untuk membantu Clara bangkit. "Oh, ayolah, Cassie. Kau beruntung sekali, sayang."

Dengan enggan, Clara membiarkan Bellatrix menuntunnya keluar kamar. Mereka berjalan melewati lorong-lorong panjang Malfoy Manor, dindingnya dihiasi lukisan-lukisan keluarga yang memandang dengan mata tajam. Clara menatap ibunya dengan penuh harap, namun Narcissa hanya menghela nafas gusar, tak tahu harus berbuat apa.

"Tenanglah, Cassie. Ibu akan menemanimu," kata Narcissa sambil tersenyum meyakinkan, meskipun wajahnya tampak khawatir.

Mereka berhenti di depan pintu besar perpustakaan Malfoy Manor. Dolohov dan Goyle Senior berjaga di depan pintu, wajah mereka dingin dan tak berperasaan.

"Hanya Dia yang diizinkan masuk, kita diperintahkan menuju ruang rapat" Kata Dolohov sambil menelusuri Clara dari atas sampai bawah,"Pucat semua seperti Lucius"

"Masuklah, Cassie. Jangan biarkan dia menunggu lebih lama lagi," kata Bellatrix sambil menarik tangan Narcissa menjauh.

"Bagaimana bisa kau biarkan dia ke sana sendirian, Bella?!" seru Narcissa dengan suara tertahan.

"Kau harusnya bangga. Dark Lord sendiri sangat menginginkan dia menjadi bagian dari kita," kata Bellatrix, menarik Narcissa pergi menjauh.

Clara membuka gagang pintu dengan tangan gemetar dan melihat seseorang duduk di kursi di tengah ruangan, menatapnya dengan senyum dingin. Wajahnya pucat, seperti ular mengerikan tanpa hidung.

"Ya ampun makhluk apa dia ini?" Batin Clara sambil mengambil posisi siaga,"Jangan bilang Dia ini Voldemort?" Batin nya kaget, Voldemort dipikirannya pria keren seperti namanya yang unik.

Di film muggle yang ditontonnya, penjahatnya sekalipun tetaplah pria tampan.

"Tidak ingin berbasa-basi, Cassiopeia. Kudengar kau punya sesuatu yang akan sangat berguna untukku. Jadi, jika ingin menjadi pengikutku, bukankah aku harus tahu apa itu?" kata Voldemort, berjalan mendekati Clara yang mematung ketakutan.

"Aku tidak punya apapun, dan aku tidak mau jadi pengikutmu," kata Clara berusaha tegar, meski suaranya terdengar sedikit gemetaran.

Ruangan ini dulu tempat favoritnya, tapi sekarang terasa dingin dan menakutkan. Seluruh Malfoy Manor tampak lebih gelap dan menyeramkan karena kehadiran para pelahap maut. Clara memaki di dalam hatinya, "Dasar miskin, cuma punya kekuatan tapi markas sendiri saja tidak punya, sampai harus pinjam rumah orang lain"

"Kalau begitu, kau mau mati saja?" tanya Voldemort dengan senyum menyeringai.

"Yah.."

"Ohh Jawablah dengan tiada keraguan anak kecil" Katanya lagi sambil tertawa pelan.

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang