22

5.6K 671 1
                                    

Di minggu kedua Desember, atmosfer di Hogwarts sudah terasa dingin dengan salju yang menumpuk di setiap jendela. Profesor McGonagall, dengan mantel tebal dan syal berwarna hijau emerald, berkeliling seperti biasanya untuk mendaftar nama-nama murid yang akan tinggal di sekolah selama liburan Natal. Harry, Ron, Clara, dan Hermione dengan cepat mendaftarkan diri. Mereka telah mendengar bahwa Malfoy juga akan tinggal, yang membuat mereka saling melirik dengan senyum nakal, merencanakan sesuatu yang tentunya tidak baik.

Saat McGonagall menambahkan nama mereka ke daftar, Ron berbisik, "Setidaknya kita tidak perlu menghadapi Percy yang akan terus mengomel soal PR selama liburan." Harry tertawa, sementara dia menambahkan, "Percy bahkan mungkin akan mengecek kuali kita untuk memastikan kita tidak menyimpan barang terlarang yang akan kita bawa kembali ke hogwarts. "

Kelas Ramuan sore itu berlangsung di salah satu ruang bawah tanah yang luas, dengan suasana gelap dan dingin yang hanya diterangi oleh cahaya dari lilin yang berkelip di dinding. Dua puluh kuali berdiri berjejer, menggelegak di antara meja-meja kayu yang di atasnya terdapat timbangan kuningan dan stoples-stoples bahan yang beraneka ragam. Asap tebal memenuhi ruangan, dan bau menyengat berbagai ramuan membuat suasana semakin mencekam.

Snape, dengan jubah hitamnya yang berkibar, hilir-mudik di antara meja-meja, melontarkan komentar-komentar pedas yang selalu berhasil membuat anak-anak Gryffindor merasa terintimidasi. Di sudut ruangan, anak-anak Slytherin tertawa terkikik, menikmati setiap ejekan yang dilontarkan kepada teman-teman mereka.

Di meja Harry, Ramuan Pembengkaknya terlalu cair, tetapi pikirannya dipenuhi hal-hal lain yang jauh lebih penting. Dia terus-menerus melirik Hermione yang duduk di seberang ruangan, menunggu kode darinya. Ketika Snape berhenti di kualinya, mencemooh ramuannya yang encer, Harry hanya bisa menahan napas, berharap Snape segera pergi. Setelah Snape berbalik dan pergi untuk mengomeli Neville yang malang, Hermione memandang Harry dan mengangguk pelan.

Clara, yang berada di meja agak jauh dari Harry, memperhatikan gelagat aneh mereka dengan rasa penasaran. "Apa lagi yang mereka rencanakan sekarang?" gumamnya sambil mencampur bahan ramuan. Tanpa diketahui Snape, Harry dengan gesit membungkuk di balik kualinya, menarik keluar sebuah kembang api Filibuster milik Fred dari kantongnya, dan mengetuknya cepat dengan tongkatnya.

Kembang api itu mulai mendesis dengan suara pelan, dan Harry tahu dia hanya punya waktu beberapa detik. Dengan gerakan cepat, dia menegakkan diri, membidik, dan melemparkannya ke udara. Kembang api itu mendarat tepat di dalam kuali Goyle, yang tidak menyadari apa yang akan terjadi.

Dalam sekejap, ramuan Goyle meledak dengan suara keras, mengguyur seluruh kelas dengan cairan berwarna hijau yang lengket. Anak-anak menjerit ketika percikan Ramuan Pembengkak mengenai mereka, menyebabkan bagian tubuh yang terkena langsung membengkak. Malfoy, yang berada di dekat Goyle, tersiram cairan itu di wajahnya, dan hidungnya langsung membengkak sebesar balon.

Clara berusaha keras menahan perutnya yang rasanya tergelitiki ketika melihat wajah Malfoy, dia menunjuk Malfoy dengan seringai meledek dan berkata dengan gerakan mulutnya, "Mukamu lebih bagus begitu"

Goyle terhuyung-huyung dengan tangan menutupi matanya yang kini membesar seukuran piring. Snape berusaha menenangkan keadaan, tetapi kelas sudah penuh dengan kegemparan. Clara, yang menyaksikan dari jarak aman, tidak bisa menahan tawa saat melihat Malfoy berlari dengan kepalanya tertunduk, hidungnya yang sebesar melon mengayun-ayun di depannya

Di tengah kekacauan itu, Clara melihat Hermione diam-diam menyelinap keluar dari pintu. Snape, dengan wajah merah padam, berteriak, "Diam! DIAM! Siapa saja yang kecipratan, ke sini untuk mendapatkan Ramuan Pengempis. Kalau aku tahu siapa yang melakukan ini..." Clara berusaha menahan tawa saat melihat separo kelas berjalan dengan susah payah ke meja Snape, beberapa murid dengan lengan sebesar pentungan, dan yang lain tak bisa bicara karena bibir mereka membengkak super besar.

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang