34

4.5K 518 46
                                    

Setibanya di Aula Depan, mereka tak bisa maju karena banyaknya anak-anak yang
berkumpul di sana, semuanya mengerumuni pengumuman besar yang telah didirikan di kaki tangga pualam.

Ron, yang paling jangkung di antara mereka bertiga, berjingkat untuk melihat
dari atas kepala-kepala di depan mereka dan membaca keras-keras pengumuman itu untuk kedua sahabatnya: Setibanya di Aula Depan, mereka terhenti oleh lautan siswa yang berkerumun di kaki tangga pualam, semua memusatkan perhatian pada pengumuman besar yang baru dipasang. Cahaya matahari sore yang masuk melalui jendela-jendela besar memberikan kilauan hangat pada marmer yang mengilap, membuat suasana menjadi lebih magis.

Ron, yang paling jangkung di antara mereka bertiga, berjingkat dan meregangkan lehernya untuk melihat di atas kepala-kepala di depan mereka. Dia membaca keras-keras pengumuman itu untuk kedua sahabatnya, Harry dan Hermione, yang berusaha mendekat.

TURNAMEN TRIWIZARD
DELEGASI DARI BEAUXBATONS DAN DURMSTRANG AKAN TIBA PADA PUKUL 18:00 SORE HARI JUMAT, 30 OKTOBER. PELAJARAN AKAN DIAKHIRI SETENGAH JAM LEBIH AWAL...

"Asyiiik!" kata Harry. "Pelajaran terakhir hari Jumat kan Ramuan! Snape tak akan sempat meracuni kita!"

PARA MURID DIMINTA MENYIMPAN TAS DAN BUKU-BUKU MEREKA DI KAMAR MASINGMASING DAN BERKUMPUL DI DEPAN KASTIL UNTUK MENYAMBUT TAMU KITA SEBELUM PESTA
SELAMAT DATANG.

"Tinggal seminggu lagi!” kata Ernie Macmillan dari Hufflepuff, muncul dari tengah kerumunan dengan mata berkilauan. “Cedric tahu tidak, ya? Akan kuberitahu dia…”

“Cedric?” celetuk Ron, tampak tak paham sementara Ernie bergegas pergi.

“Diggory,” kata Harry. “Pasti dia ikut mendaftar dalam turnamen ini.”

“Anak idiot itu, juara Hogwarts?” kata Ron dengan nada sarkastis, sementara mereka menerobos kerumunan anak-anak yang berceloteh ramai menuju tangga.

“Dia tidak idiot. Kau tidak suka padanya hanya karena dia mengalahkan Gryffindor dalam Quidditch,” kata Hermione tegas. “Kudengar anaknya pintar sekali... dan dia Prefek.”

"Dan siapa pula yang kau bilang idiot itu?” Clara, yang baru keluar dari asrama Slytherin bersama anak-anak Slytherin lainnya, berdiri di belakang Ron dengan tangan di pinggang.

Ron melompat kaget, wajahnya memerah. “Kau membelanya karena dia berpacaran denganmu!” serunya ngeri melihat mata Clara yang tampak memancarkan sinar laser.

“Kau berhutang cerita kepada kami, Clara,” kata Hermione dengan penasaran, membuat Clara kembali tenang dan tersenyum tipis.

“Ah, yah, aku berpacaran dengan Cedric sejak akhir tahun kedua,” kata Clara dengan santai.

"Bloody Hell"
"Tahun kedua?!"

Hermione dan Ron berseru kompak, sementara Harry hanya diam, lebih tepatnya tak ingin mendengar apapun yang membahas soal Cedric dan Clara.

“Aku akan pergi bersama anak Slytherin. Sayang sekali aku tidak di Gryffindor jadi tak bisa bebas bersama kalian,” kata Clara sambil berlalu pergi menuju Great Hall, suaranya terdengar riang.

Pengumuman di Aula Depan itu membawa dampak yang nyata pada para penghuni kastil. Selama minggu berikutnya, tampaknya hanya ada satu topik pembicaraan, ke mana pun Clara pergi: Turnamen Triwizard. Desas-desus menyebar dari satu anak ke anak yang lain seperti kuman menular. Siapa saja yang akan mencoba menjadi juara Hogwarts, turnamen ini akan meliputi apa saja, bagaimana murid-murid Beauxbatons dan Durmstrang berbeda dari mereka.

Argus Filch, si penjaga sekolah, bersikap luar biasa galak kepada siapa saja yang lupa menggosok sepatunya pada keset, sampai ada dua anak perempuan kelas satu yang histeris saking takutnya. Beberapa guru tampak ikut tegang, suasana di kastil terasa penuh antisipasi.

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang