71

4.9K 276 39
                                    

Di pagi minggu yang cerah, Cassie, Draco, dan Harry memutuskan untuk mengunjungi panti asuhan tempat Cassie tinggal dulu, sesuai saran Harry. Matahari pagi memancarkan cahaya lembut ke bangunan tua yang terletak di ujung jalan sempit, dikelilingi oleh tanaman merambat dan rumput liar yang tumbuh subur di sepanjang tembok yang sudah memudar.

Cassie berdiri di depan bangunan itu, mengamati dinding yang catnya mengelupas dan bagian-bagian yang telah ditumbuhi lumut. "Kau yakin ini tempatnya, Potter?" tanya Draco dengan nada skeptis, matanya memandang bangunan yang tampak terlupakan.

"Ya, Emily bilang disimpan di sini," jawab Harry sambil melangkah maju. Dia mendorong pintu kayu yang mengeluarkan suara berdecit panjang, "Aku pernah ke sini dulu, tapi saat itu tidak semengerikan ini. Kurasa tempat ini sudah bertahun-tahun ditinggalkan."

Di dalam, mereka disambut oleh pemandangan yang kurang menyenangkan: tikus-tikus kecil berlalu-lalang dan menciptakan suasana yang suram. Draco melompat terkejut ketika seekor tikus melintasi di bawah kakinya, memeluk Cassie seketika. "Yang benar saja, adikku pernah tinggal di tempat mengerikan ini?! Tidak akan kuampuni mereka jika aku bertemu mereka!" kata Draco dengan nada marah.

"Lumos," kata Harry sambil menerangi ruangan dengan sinar dari tongkatnya. Mereka mulai menaiki tangga berderit, mengecek setiap lemari yang tebal oleh debu dan barang-barang rusak yang dimakan tikus.

"Tidak ada apa-apa di sini. Aku yakin itu tidak mungkin disimpan di tempat yang tampak jelas seperti ini," komentar Draco sambil menarik sebuah buku dari rak. Tiba-tiba terdengar bunyi berdecit keras, dan mereka bertiga menatap waspada ke arah lemari yang mulai bergerak terbuka, memperlihatkan sebuah pintu tersembunyi.

"Bagus sekali, Draco," kata Harry dengan nada puas. Dia maju untuk memeriksa pintu, "Aman. Ayo, cek di sini."

Harry memegangi tangan Cassie ketika dia menuruni tangga dan menangkap pinggangnya ketika dia tergelincir, "Hati hati" kata Harry, lalu Harry merasa sedikit sulit bernapas saat jaraknya dan Cassie sedekat ini.

"Ayo cari" kata Draco sambil membongkar peti kayu besar di depannya.

"Lihat, ada Pensieve," kata Cassie sambil menunjuk lemari di bawah tangga.

"Itu dia," kata Harry cepat, melihat botol kecil berkilau di dalam lemari. Dia mengambil botol itu dan menyerahkannya pada Cassie sebelum membuka penutup Pensieve.

"Kalian ikut?" tanya Cassie sambil menuangkan cairan keperakan ke dalam Pensieve.

"Tidak, Cassie. Kau harus pergi sendiri," kata Harry. Cassie membenamkan wajahnya ke dalam Pensieve dan segera dibawa ke dalam ingatannya yang lama. Draco memeluknya erat saat dia muncul kembali, wajahnya penuh dengan kekhawatiran.

"Tidak apa-apa Cassie, itu masa lalu" bisik Draco sambil memeluk Cassie.

Harry memasukkan kembali cairan itu ke dalam botol dan menutup Pensieve. "Ayo kita pulang," katanya. Mereka keluar dari panti asuhan dan menuju ke tempat tujuan berikutnya.

"Kau mau langsung pulang?" tanya Draco, dan Cassie tersenyum singkat kepadanya, melirik Harry. "Baiklah, aku berbaik hati," kata Draco sebelum dia berapparate sendirian.

Harry menatap Cassie dengan penuh rasa ingin tahu, tetapi Cassie hanya tersenyum padanya.

"Tidak ingin jalan-jalan, Harry?" tanya Cassie

"Semacam pergi kencan?" tanya Harry dengan semangat.

"Menurutmu itu kencan, Harry? Kita tidak sedang berpacaran," kata Cassie, membuat Harry mendadak lesu sebelum akhirnya tersenyum kembali.

"Maukah kau menikah denganku?"  tanya Harry tiba tiba, Cassie memelototinya.

"Apa apaan itu?"

"Aku ingin menikahimu saja"

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang