26

5.7K 690 6
                                    


"Kau boleh masuk duluan," gertak Ron dengan nada tegas. Wajah Lockhart berubah pucat pasi, dan tanpa tongkat, ia mendekati lubang itu dengan langkah gemetar.

"Anak-anak," katanya dengan suara lemah, hampir meratap. "Anak-anak, apa gunanya semua ini?"

Harry menyodok punggung Lockhart dengan tongkatnya, membuatnya terhuyung ke tepi lubang. Lockhart memasukkan kakinya dengan ragu-ragu.

"Kurasa tidak..." dia baru mau berkata, tetapi Clara dengan cepat mendorongnya, dan dia meluncur lenyap dari pandangan, suaranya tenggelam dalam keheningan terowongan yang dalam.

Mereka menyusul masuk ke dalam pipa, merasakan sensasi meluncur di jalur gelap yang licin dan tak berujung. Cahaya tongkat mereka memantul di dinding-dinding basah, memperlihatkan pipa-pipa bercabang ke segala arah, namun tak satu pun sebesar pipa yang mereka lalui. Pipa itu berbelit dan berkelok, menurun tajam, membawa mereka jatuh ke dalam kedalaman sekolah yang lebih jauh dari ruang bawah tanah. Di belakangnya, Clara bisa mendengar Ron berdebum pelan saat mengikuti jalur yang sama. Tepat ketika Clara mulai mencemaskan apa yang akan terjadi saat dia mencapai dasar, pipa itu menjadi datar, dan dia meluncur keluar dengan bunyi gedebuk basah, mendarat di lantai lembap terowongan batu gelap.

Terowongan itu besar, cukup luas untuk berdiri. Lockhart sudah berdiri jauh di depan, berlumuran lendir dan sepucat hantu, tatapannya penuh ketakutan. Clara menepi ketika Ron berdesing turun dari pipa, jatuh dengan bunyi gedebuk yang sama.

"Pasti kita berkilo-kilo meter di bawah sekolah," kata Harry, suaranya bergema di terowongan yang sunyi.

"Lumos," gumam Clara kepada tongkatnya, dan tongkat itu menyala terang, menyinari kegelapan di sekitar mereka.

"Ingat," Harry berkata pelan, berjalan maju dengan hati-hati. "Begitu ada gerakan, tutup mata rapat-rapat...."

Namun lorong itu sunyi seperti kuburan, dan bunyi pertama yang mengejutkan mereka adalah derak keras ketika Ron menginjak sesuatu yang ternyata tengkorak tikus. Clara merendahkan tongkatnya untuk memeriksa lantai, melihat tulang-belulang binatang kecil berserakan di sekitar mereka. Berusaha keras untuk tidak membayangkan keadaan Ginny jika mereka menemukannya, Harry memimpin mereka, menikung di belokan gelap terowongan itu.

"Harry, ada sesuatu di depan sana..." kata Ron dengan suara serak, mencengkeram bahu Clara dengan erat.

Mereka terpaku, memandang. Clara bisa melihat garis besar sesuatu yang sangat besar dan melengkung, tergeletak di depan terowongan. Benda itu tidak bergerak.

"Mungkin dia tidur," Harry berbisik, menoleh kepada tiga rekannya. Lockhart menutupi matanya dengan rapat.

Sangat perlahan, dengan mata yang menyipit, Harry mendekat, dan cahaya tongkatnya menyinari kulit ular raksasa, hijau terang, beracun, tergeletak melingkar dalam keadaan kosong di lantai terowongan. Makhluk yang melepas kulit itu panjangnya paling sedikit enam meter.

"Astaga!" kata Ron lemas, lututnya bergetar. Mendadak ada gerakan di belakang mereka. Lutut Gilderoy Lockhart tak kuat lagi menyangga tubuhnya, dan dia terjatuh.

"Bangun," kata Ron tajam, mengacungkan tongkatnya ke arah Lockhart.

Lockhart bangkit, tetapi kemudian dia menerjang Ron, membuatnya jatuh terjengkang. Harry melompat maju, namun terlambat. Lockhart sudah menegakkan diri, tongkat Ron di tangannya, dan senyum sombong terpampang di wajahnya.

"Petualangan berakhir di sini, anak-anak!" katanya dengan nada kemenangan. "Aku akan membawa sepotong kulit ini ke sekolah, memberitahu mereka bahwa aku terlambat menyelamatkan anak perempuan itu, dan kalian berdua secara tragis menjadi gila melihat tubuh anak perempuan yang tercabik-cabik itu. Ucapkan selamat tinggal pada ingatan kalian."

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang