39

3.8K 493 16
                                    

"Lycoris!! Ikut aku"

Clara berbalik saat suara dingin Profesor Snape ditemukan. Suara itu menggema di koridor batu Hogwarts, menambah aura angker yang selalu menemani sang profesor. Dengan jubah hitamnya yang melambai, Snape memimpin jalan menuju ruangan kepala sekolah. Clara mengikutinya, perasaannya campur aduk antara cemas dan penasaran.

Ketika Clara masuk ke ruangan yang luas dengan dinding yang dipenuhi lukisan kepala sekolah terdahulu, dia melihat Ron dan Hermione sudah duduk di sana, bersama Gabrielle Delacour, adik Fleur. Ron melirik Clara yang berdiri di samping Hermione, tampak ingin meminta maaf. Namun, Clara selalu memutar arah setiap kali mereka berpapasan bahkan di koridor.

"Baiklah, jadi kami memanggil kalian ke sini karena kalian akan dijadikan tawanan harta bagi para juara Triwizard," kata Profesor Dumbledore, suaranya tenang namun tegas. Ia menatap mereka satu demi satu dengan mata birunya yang tajam. "Mr. Weasley akan menjadi harta Mr. Potter; Miss Granger sebagai harta Mr. Krum; Miss Lycoris untuk Mr. Diggory; dan Miss Delacour."

“Silakan, Minerva,” lanjutnya sambil memberi isyarat pada Profesor McGonagall.

Clara dan Hermione saling menatap dengan terkejut, sementara mulut Ron ternganga dan Gabrielle terlihat ketakutan. Clara merasa takut membayangkan dirinya berada di dalam danau hitam sebagai sandera. Bayangan hal buruk yang akan menimpanya membuatnya ingin menolak, tetapi semuanya sudah terlambat.

Profesor McGonagall mendekati mereka, wajahnya serius. Ia merapalkan mantra, dan satu demi satu mereka jatuh tertidur.

....

Pagi harinya, para siswa berbondong-bondong menuju danau hitam yang dikelilingi hutan pinus yang menjulang tinggi. Kabut tipis melayang di atas permukaan udara yang gelap, menambah suasana mencekam. Harry merasa cemas karena tak menemukan satupun dari ketiga sahabatnya. Cedric juga tampak gelisah, mencari Clara di antara kepadatan siswa. Muka anak-anak Slytherin pun sama paniknya, setelah mendengar rumor bahwa beberapa siswa dijadikan tawanan.

Draco yang memucat berharap bahwa adiknya tidak menjadi salah satu dari para sandera. Membayangkan Clara berada di dalam danau yang dinginnya seperti es membuat jantung Draco berdegup kencang.

Bagman berdiri di dekat tepi danau, meremas bahu Harry dengan cepat sebelum kembali ke meja juri. Ia mengacungkan tongkat sihirnya ke sekitarnya dan berteriak, "Sonorus!" Suaranya membahana menampilkan udara yang gelap, mencapai tribun.

"Nah, semua juara kita sudah siap melaksanakan tugas kedua, yang akan dimulai pada tiupan peluitku. Mereka punya waktu tepat satu jam untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dari mereka. Pada hitungan ketiga, kalau begitu. Satu... dua... tiga!"

Para juara melompat ke dalam danau hitam dan mulai berenang mencari para sandera. Harry, dengan ketekunannya, menjadi orang pertama yang menemukan mereka.

Ron terikat antara Hermione dan Clara, serta seorang gadis kecil yang berambut keperakan, yang membuat Harry yakin dia adalah adik Fleur Delacour. Keempatnya tampak tertidur lelap, kepala mereka terkulai ke bahu, dan gelembung kecil keluar dari mulut mereka.

Harry meluncur mendekati para sandera, setengah mengira para duyung akan menurunkan tombak dan menyerangnya. Namun, mereka tidak berbuat apa-apa. Tali rumput laut yang mengikat para tawanan ke patung itu tebal, licin berlendir, dan sangat kuat.

Harry berusaha melepaskan teman-temannya, tetapi para duyung segera mencegatnya. "Hanya satu!" desis mereka marah. "Tugasmu adalah mendapatkan kembali temanmu sendiri... meninggalkan yang lain..."

"Dia temanku juga!" Harry berteriak, menunjuk Hermione dan Clara, gelembung perak besar muncul tanpa suara dari bibirnya. "Dan aku juga tak mau mereka mati!"

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang