37

3.8K 478 8
                                    

Entah apa yang terjadi hingga kepala asrama mereka menyuruh setiap anak Slytherin tingkat empat ke atas berkumpul di ruang rekreasi Slytherin yang luas dan elegan, dinding-dindingnya dihiasi kain hijau dan perak yang berkilauan di bawah cahaya lilin.

"Pesta Dansa Natal telah mendekat, bagian dari tradisi Turnamen Triwizard dan kesempatan bagi kita untuk bergaul lebih akrab dengan tamu-tamu asing kita," Profesor Snape mengumumkan dengan suara yang rendah dan penuh wibawa. "Pesta dansa ini hanya untuk anak-anak kelas empat ke atas, meskipun kalian boleh mengajak murid yang lebih muda kalau mau..."

Anak-anak perempuan mendengar penuh minat, wajah mereka berseri-seri. Jadi ini alasan kenapa mereka menambahkan pakaian pesta dalam daftar kebutuhan sekolah, pikir mereka serempak.

Clara berdiri di antara teman-temannya, merasa cemas. Pesta dansa? Dia belum pernah pergi ke pesta dansa dan dia bahkan tidak punya gaun.

"Jubah pesta akan dipakai," Profesor Snape meneruskan, "dan pesta dansa akan dimulai pukul delapan malam pada Hari Natal, berakhir tengah malam di Aula Besar. Nah, sekarang..." Profesor Snape memandang seluruh murid dengan tatapan tajam.

"Pesta dansa ini tentu saja kesempatan bagi kita semua untuk... er... bersantai," katanya, dengan nada tak suka.

Pansy Parkinson terkikik geli, menekap mulutnya untuk meredam suaranya.

"Tetapi itu TIDAK berarti," Profesor Snape meneruskan, "ada pengenduran standar tingkah laku yang kami harapkan dari murid-murid Hogwarts. Aku tidak akan memaafkan jika ada anak Slytherin yang mempermalukan sekolah dengan cara apa pun."

Profesor Snape mengayunkan tongkatnya dan beberapa alat musik yang ada di ruang rekreasi mulai bermain dengan sendirinya, mengisi ruangan dengan alunan musik klasik yang elegan.

"Baik, sebagai contoh..." Profesor Snape memandang ke arah siswa. "Malfoy dan Lycoris, silakan maju ke depan untuk berdansa."

Orang-orang menyoraki dengan heboh. Draco sudah berjalan ke hadapan Clara yang bengong dengan mulut sedikit terbuka. Gaya Draco bukan main gagahnya, dia bahkan membungkuk dan mengulurkan tangannya dengan sopan, membawa Clara ke tengah-tengah ruangan.

Draco membawa tangan Clara memegang pundaknya, mereka mulai berdansa mengikuti alunan musik. Tapi Clara yang tidak bisa berdansa, berakhir menginjak-injak kaki Draco. Draco memekik tertahan tiap kakinya terinjak, tetapi tetap berusaha tersenyum. Anak-anak Slytherin menahan tawa, wajah Profesor Snape sudah berubah makin kecut.

"Kau akan mempermalukan asrama kita jika begitu," kata Profesor Snape datar. "Mr. Malfoy akan memastikan kau siap untuk pergi ke pesta dansa."

Snape berjalan pergi meninggalkan ruangan dengan tatapan tajam.

"Kau benar-benar akan mempermalukan keluarga kita jika cara dansamu begitu," kata Draco mengejek, meski ada senyum tipis di wajahnya.

"Aku tidak akan pergi," kata Clara sebal, melipat tangan di dada.

"Kenapa pula begitu?" tanya Draco heran.

"Aku bahkan tak bawa apa pun untuk dipakai ke pesta dansa," kata Clara, menunduk.

"Soal itu tenang saja, ibu akan membelikanmu gaun terbaik yang pernah ada," kata Draco sambil merangkul pundak Clara dengan akrab. "Bagus, kau hanya perlu berlatih saja."

....

Para anak perempuan berjalan bergerombol kemanapun mereka pergi, tawa dan bisik-bisik mereka menggema di koridor-koridor besar Hogwarts yang dikelilingi oleh patung-patung dan lukisan-lukisan yang bergerak. Di antara para murid, Ron dan Harry sangat mengkhawatirkan jika mereka tak kunjung juga mendapat pasangan untuk pesta dansa Natal.

THE RETURN OF THE LOST GIRL  | COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang