Gadis yang memiliki nama Karin itu langsung memalingkan wajahnya. Dia terkejut saat melihat ketiga sahabatnya berada disini.
Bukan hanya terkejut. Ia juga merutuki dirinya, dikala dia tengah kepergok dan memberikan suatu pemandangan yang cukup membuat beberapa orang mungkin berfikiran negatif padanya.
Dengan posisi yang tengah terkukung diantara kedua tangan seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun. Tangan pemuda itu seolah menahan tubuh kokohnya agar tak menyentuh putri Kaylen yang berada dibawahnya, dengan salah satu tangan yang menahan bagian belakang kepala gadis itu agar tak menyentuh tanah.
"Astagfirullah!!"
Karin langsung tersadar akan posisinya. Dia mendorong dada pemuda itu, dan berusaha duduk.
Merasa mengerti, pemuda itu langsung menjauh beberapa langkah dari putri Kaylen ini.
"Semi, Karin. Apa yang kalian lakukan tadi? Kenapa kalian...wah?!" Viola tidak bisa berkata-kata saat melihat situasi canggung antar pemuda yang ternyata itu adalah Semi, dan sahabatnya Karin.
"A-aku tadi hanya ingin menolong kak Karin yang saat itu mau terjatuh. Tapi karena kakiku menginjak tanah yang licin, jadi kami berdua jadi jatuh bersama," ujar Semi dengan sedikit tergagap akibat rasa gugup dan dihujami setiap pasang mata yang mentapnya dengan horor.
"Benarkah?" Tanya Ayumi memastikan. Gadis berdarah campuran ini mendekat ke arah Karin. Dia mengecek satu per satu bagian tubuh Karin, serta merta hanya melihat ada luka atau tidak pada sahabat berhijabnya itu.
Pertanyaannya hanya dijawab dengan anggukan yang terlihat yakin akan pendirian dari fakta yang sempat dilontarkan oleh Semi. Ia sedikit bergedik ngeri saat merasakan aura menakutkan dari kedua sahabat perempuan putri Alvero ini.
Seperti anak kucing yang tengah bersimpuh dibawah tanah menahan ketakutan akan diberi hukuman oleh kedua sahabat dari Karin, dia malah menundukan kepalanya. Berharap-harap introgasi ini tak berlarut lama.
Kazuma mendekat kearah Semi. Ia berjongkok dihadapan remaja yang 1 tahun lebih muda dari padanya.
"Kau...berurusan denganku!!"
Ucapan yang seperti peringatan dari Kazuma, membuat Semi mengerenyit heran. Alisnya menyatu, disaat melihat wajah asing yang berada didepannya.
"Kau, siapa?"
Sebuah pertanyaan yang terdengar bingung. Namun tatapan matanya yang menantang, membuat sebuah perempatan diujung dahi sahabat Ayumi ini tercipta dengan jelas.
"Aku Kazuma Syirugama. Sahabat dari Ayumi, dan orang yang memberikan nasihat hingga berkesan bagi Karin. Bisa dibilang...aku adalah orang yang spesial dihatinya," jawab Kazuma dengan sebuah bisikan diakhir ucapnnya yang hanya bisa terdengar oleh kedua telinga remaja dengan nama lain Maharu ini.
Semi menyeringai. Ia menepuk pundak pemuda berketurunan negri Sakura ini dengan pelan, dan sedikit meremat tangannya dengan kencang dibahu kokoh itu.
"Masalahnya aku tidak akan goyah setelah mendengar ucapanmu itu, bocah Jepang. Dan satu hal lagi. Bisa saja kak Karin akan oleng ke arahku. Karena aku...sudah ada sejak lama disisi kak Karin dari pada kau," balas Semi dengan bisikannya.
Perlahan dia ingin bangkit dan menapakan kakinya, namun lengannya langsung dicegat oleh Kazuma. Sahabat Ayumi ini menggengam lengannya kencang, hingga tubuh remaja yang ditahannya itu tak bergerak dari posisinya.
"Sungguh tidak sopan. Dimana etikamu saat berbicara pada orang yang 1 tahun lebih tua darimu? Dasar, bocah tengik"
Kazuma menambah kekuatan genggamnya, hingga membuat Maharu mengeluarkan ringisan kecil dibibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Lain Sang Pembully
Teen FictionAku adalah murid baru di SMP Royal. Hari pertamaku saat masuk sekolah, sangatlah tidak menyenangkan. Mulai dari sebuah teror kejahilan, hingga hal-hal tak terduga yang dibuat oleh sang pembuly disekolah. Namun apa jadinya, jika aku mengetahui alasan...