Sudah 5 bulan berlalu sejak kejadian masalah Karin, dan kepindahan Rizal yang secara mendadak ke Turki.
Dulu yang awalnya mereka kelas 2 SMP, kini mereka sudah naik dan menginjak di kelas 3 SMP.
Perputaran waktu yang cukup cepat, membuat setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda.
Karin yang memiliki sikap tenang, walau kadang masih menyimpan emosinya. Viola yang bersikap lebih dewasa dari pada sebelumnya, dan menutup pintu hatinya lagi untuk pria lain. Lalu Ayumi juga terlihat lebih ceria dan bersemangat dari pada sebelumnya.
Masalah orang tua Karin? Masih ditahap persidangan perceraian. Sudah beberapa persidangan yang telah dilalui oleh Kylen dan Narala. Dan tersisa detik jarum terakhir, yang akan menentukan segala keputusan kehidupan mereka untuk kedepannya.
Tapi ini bukan kisah dari sisi mereka yang telah menemukan jati dirinya. Namun ini tentang dia yang sudah bersahabat oleh Ayumi sejak kecil.
Ya, dia adalah Kazuma. Teman serta sahabat Ayumi sejak kecil. Ini kisahanya, bukan kisah sahabatnya yang telah berujung bahagia.
Kazuma POV
Waktu ternyata sudah berlalu. Kini sudah terhitung 5 bulan sejak aku tak bertemu dengan Ayumi. Aku memang sudah berjanji dengan keluarga mereka, akan ke Indonesia jika libur sekolah sudah tiba.
Mungkin ini waktunya. Aku akan liburan disana selama 1 bulan penuh. Aku juga penasaran dengan kehidupan Ayumi selama di Indonesia.
Senyumku sepertinya sedang merekah. Sepertinya, memikirkan anak itu saja sudah membuatku senang.
Apa dia bisa beradaptasi dengan baik disana? Apa disana dia sudah memiliki teman baru? Atau bahkan, dia sekarang mempunyai sahabat yang lebih baik dari padaku?
Ah, aku jadi iri dengan sahabat barunya. Merelakan sahabatku yang polos itu pada teman barunya...membuatku tidak senang.
"Apa aku hubungi dia saja ya?" Batinku merasa bimbang.
Aku sudah mendapatkan pertanyaan yang sempat singgah didalam kepalaku. Langkah kaki ini segera pergi menuju rumah, setelah acara perpiasahan kelas telah dibubarkan.
"Ya, aku akan menghubunginya setelah sampai dirumah. Mungkin aku juga akan bilang...kalau aku akan berangkat ke Indonesia besok," gumamku bersemangat.
Di Rumah...
Setelah mengganti pakaian, aku pergi menuju balkon rumah. Duduk santai, sembari meminum Oca hangat.
Memandang sebuah kertas kecil yang telah tertulis sebuah rangkaian angka. Tanganku mulai berkutat dengan ponsel yang tengah digenggam. Memencet tombol keypad dengan cepat, untuk memasukan nomor telfon yang berada diketas kecil itu.
"Hmmmm. Apa benar ini nomornya ya? Sepertinya ini benar nomor yang diberikan oleh paman dan bibi kepadaku. Kalau dilihat dari kode negaranya...benar ini dia," ucapku menimbang-nibang segalanya.
Tut
Aku mendengar suara dering telfon yang tengah menguar dengan perlahan-lahan. Setiap jeda suaranya, membuatku berdebar.
Tunggu, berdebar? Yang benar saja. Aku tak menyukainnya. Hanya berdebar karena kangen dengan sahabat kecil saja.
"Halo"
Terdengar begitu jelas suara dari sebrang telfon. Sungguh, padahal hanya suaranya saja sudah membuatku sumringah.
"Moshi-moshi, Ayumi. Ini aku, Kazuma. Apa kau ada waktu?"
"Eh, Kazuma? Ada apa kau menlefonku? Ah, Cotto. Apa ini penting untuk dibicarakan? Kalau tidak...bisa kita telfonan nanti. Aku masih belajar disekolah. Aku bisa mengangkat telgonmu, karena Sensei sedang keluar dari kelas. Sepertinya sebentar lagi dia masuk ke kelas"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Lain Sang Pembully
Fiksi RemajaAku adalah murid baru di SMP Royal. Hari pertamaku saat masuk sekolah, sangatlah tidak menyenangkan. Mulai dari sebuah teror kejahilan, hingga hal-hal tak terduga yang dibuat oleh sang pembuly disekolah. Namun apa jadinya, jika aku mengetahui alasan...