"Minuman anda,"
Suara yang tiba-tiba tertuju kepadaku membuatku sedikit terkejut.
Hanya saja, karena musik yang begitu kencang membuatku tak bisa mendengan ucapannya dengan jelas.
"Ya?" Kataku menuntut pengulangan.
Bartender itu sedikit mendekat lalu berbicara dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.
"Minuman untuk anda,"
"Aku tidak memesan minumannya," Balasku.
Lagian aku masih menikmati minumanku, jadi aku tidak merasa perlu memesan lagi. Sepertinya bartender itu salah orang.
Tanganku hendak mendorong minuman itu, namun balasan bartender sontak membuat bola mataku terbuka sempurna.
"Seseorang diujung sana memberikannya untuk anda," Jelas sang bartender.
Kepalaku bergerak mengikuti arah telunjuknya. Keningku mengernyit disaat mataku menyipit untuk memperjelas gambaran sosok tersebut. Dan sayangnya aku tidak mengenalnya.
"Katakan padanya jika aku tidak bisa menerima pemberian dari orang asing." Ujarku pada bartender dengan memberikan kembali minuman yang diletakkannya tadi didepanku.
Dan pada akhirnya aku kembali bisa menikmati kesendirianku dengan ditemani alkohol yang memenuhi tubuhku.
Akan tetapi, kedamaian itu tak berlangsung lama, sebab beberapa menit berselang seseorang duduk disebelahku.
"Bartender mengatakan kau menolak minuman pemberianku," Celetuk seorang lelaki asing tanpa permisi.
Aku tak menanggapi. Karena aku tau para lelaki disini hanya mengincar perempuan untuk dijadikannya pemuas sesaat.
"Apa karena kita tidak saling mengenal?" Tanya lelaki yang tak merasa terganggu dengan sikap cuek dari sang lawan bicara. "Kalau begitu bukankah--"
Hanya saja perkataan yang belum selesai itu harus terputus akibat sang lawan bicara yang tiba-tiba menyela.
"Bisakah kau pergi? Aku sedang ingin sendiri. Aku tidak butuh hiburan atau apapun itu seperti yang kau inginkan." Tolakku berusaha mengusirnya dengan tak menyinggungnya namun tetap memberikan ketegasan.
Tapi seperti mental yang sudah diasah dengan kuat, lelaki itu tak terpengaruh. Lebih dari itu dia malah tersenyum manis dengan salah satu tangan yang menopang kepalanya.
"Kau membuatku semakin tertarik," Celetuknya tanpa malu.
Ku letakkan minuman berisi alkohol yang baru saja ku sesap dengan gerakan keras.
"Aku tidak seperti wanita yang biasa kau temui, jadi lebih baik cari yang lain."
"Tenanglah, kau tidak perlu emosi seperti itu. Aku hanya tertarik dan ingin mengenalmu lebih dekat."
"Tapi aku tidak suka denganmu." Sahutku cepat.
"Tidak apa. Tidak setiap orang harus suka saat pertama bertemu kan. Karena semua hal butuh proses, begitupun dengan hati."
"Dasar sinting,"
Mendengar umpatan sang wanita, lelaki itu malah terkekeh pelan.
"Jika kau memang tidak menyukaiku. Setidaknya terima pemberianku. Bukankah kita tidak boleh menolak pemberian orang lain."
"Yang ku tau, menerima pemberian orang asing sama saja dengan bunuh diri."
"Sayangnya aku tidak suka ditolak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMODERATE (COMPLETED)
ChickLitTidak ada yang tau bagaimana suatu kisah dimulai dan bagaimana akhir akan terjadi.