Hai, fast update nih.Gimana liburannya? Dirumah aja atau udah ada rencana?
Selamat membaca ya,
Tolong kasih komen yang banyak biar makin semangat aku nulisnya...
***
[ I M M O D E R A T E🍷]
Hari-hari telah berlalu, dan semenjak saat itu aku dan Marvin menjadi semakin dekat. Kami sering menghabiskan waktu bersama meski harus bersikap tertutup karena tak ingin siapapun mengetahui hubungan yang terjalin.
Cling
Bunyi notifikasi itu membuatku sedikit mengangkat tubuh untuk mengambil ponsel yang ku letakkan diatas nakas. Ku lihat dan ternyata sebuah pesan telah masuk yang berasal dari sosok yang tak ku harapkan.
"Kau dimana? Aku menjemputmu di kampus tapi penjaga mengatakan para dosen sudah tak ada di tempat."
Ya, begitulah isi pesan dari Arthur. Jemariku mengetik beberapa huruf hingga menjadi sebuah kalimat sebelum memencet tombol kirim dan meletakkan kembali diatas nakas.
"Aku sedang ada penelitian. Maaf tidak mengabarimu."
Aku hendak berbalik, namun pelukan erat yang ada dipinggangku membuat diriku tak bisa bergerak banyak.
"Siapa?" Suara serak itu memasuki gendang telingaku. Suara serak dan seksi yang khas bangun tidur.
"Kau sudah bangun?" Tanyaku dengan senyum tipis namun bahagia.
Jariku memberikan elusan ringan pada punggung tangan lelaki itu yang melingkar di perutku.
"Kau belum menjawabku. Siapa yang mengirimkan pesan, sayang?" Dia bertanya lagi. Kepalanya berada di pundak polosku setelah memberikan kecupan singkat di sana.
"Oh, itu-- itu bukan siapa-siapa, Marv" Bohongku yang nyatanya tidak membuahkan hasil.
Tubuh yang polos tanpa busana dibalik selimut memudah kan Mavin untuk melakukan apapun. Tangannya bergerak keatas untuk bermain di dada sang wanita hingga menimpulkan desahan dari sang empunya.
"Jangan mencoba membohongiku, atau aku akan mencari tahu sendiri." Peringatnya.
"S--suamiku. Dia yang mengirim pesan." Ucapku dengan menahan diri untuk tidak mendesah akibat kenikmatan sentuhan lelaki itu.
Helaan napas dalam terdengar. Dia menghentikan gerakan nya lalu kembali merengkuh sang wanita dengan semakin erat dan posesif.
"Apa yang dikatakannya?" Ada nada tak suka ketika Marvin mengatakan kalimat itu.
"Dia-- Dia bertanya keberadaanku. Ehmm.. sepertinya aku harus segera pulang, Marv."
Mendengar itu membuat Marvin berkilat tajam. Rahangnya mengetat akibat ketidaksukaan dari gagasan yang diutarakan Zeline.
"Kenapa? Kau tidak ingin suami mu curiga karena istrinya saat ini sedang bermain dengan lelaki lain?"
Tubuhku sontak berbalik untuk berhadapan dengannya. Raut wajahku berubah tak nyaman.
"Apa maksudmu?" Aku menatapnya lekat dan Marvin pun menundukkan kepala hingga kami netra kami saling terkunci.
"Benar bukan. Pasti sulit sekali menjadi dirimu. Harus membagi waktu dengan dua lelaki yang berbeda." Ujar Marvin datar. Emosi lelaki itu tampak tak terdeteksi.
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan, Marv"
"Tidak bisakah kau hanya memberikan perhatianmu hanya padaku? Jangan membagi dirimu dengan orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMODERATE (COMPLETED)
ChickLitTidak ada yang tau bagaimana suatu kisah dimulai dan bagaimana akhir akan terjadi.