[I M M O D E R A T E🍷]
Seorang perempuan dengan tubuh tinggi semampai dan terbalut dress cukup pendek berwana navy tampak sedikit kesal. Bagaimana tidak sosok yang terus dipanggilnya bahkan sejak membuka pintu tak kunjung datang.
"Kak," Panggil perempuan itu lagi. Dan sayang sang empunya tak kunjung menyahut.
Decakan sebal menjadi respon perempuan itu. "Hey Marvin, adikmu yang paling cantik ini sedang berkunjung. Kau ini kemana!!" Teriaknya keras. Berharap kakaknya akan marah karena ia memanggil dengan tidak sopan.
"Sial, sepertinya dia sedang tidak berada di apartemen." Simpul perempuan itu lalu melemparkan tubuhnya pada sofa empuk.
Diambilnya ponsel miliknya. Mengetikkan beberapa kata untuk dikirim ke kakaknya yang suka sekali pergi dari rumah.
"Kali ini kau tidak bisa menghentikanku menghancurkan apartemenmu."
Setelah mengirim pesan singkat itu, dia kembali berdiri. Entah mengapa dirinya begitu tertarik untuk melihat-lihat isi apartemen kakaknya. Sebab ia tak akan bisa sebebas ini jika ada Marvin.
Kakinya melangkah menyusuri setiap sudut apartemen yang tak banyak memiliki perabotan itu. Hingga tak sengaja netra menangkap benda yang tak wajar berada di apartemen lelaki.
"Tunggu, ini---" Diambilnya benda yang tingginya hampir seperti telunjuk lentiknya.
"Wahh, kakakku memiliki kekasih sekarang. Dan sepertinya bukan sekedar teman tidur." Pungkasnya sembari menatap lipstik keluaran salah satu brand ternama.
"Kira-kira perempuan mana yang mau dipermainkan hatinya oleh Marvin si lelaki yang suka kebebasan." Sangsinya.
Ia cukup heran dengan perempuan yang mau menjadi kekasih Marvin. Sebab kakaknya itu adalah sosok yang membenci ikatan dan sangat menjunjung tinggi kebebasan.
"Hmm, menarik."
Perempuan itu menatap lipstik yang penuh misteri itu cukup lama hingga suara bel pintu membuatnya mengalihkan perhatian.
"Siapa?" Gumamnya. "Tidak mungkin itu Marvin. Untuk apa juga dia membunyikan bel pada apartemennya sendiri."
Diletakkannya kembali lipstik itu pada tempatnya lalu bergegas kearah pintu sebab bel berbunyi semakin intens.
"Tunggu sebentar. Kenapa tidak sabar--"
"Lama sekali kau membuka--"
Kedua manusia yang saling berhadapan itu tak sampai menyelesaikan kalimat masing-masing. Sebab sosok yang ditangkap oleh netra mereka memberikan keterkejutan yang tak terpikirkan.
"Ca--roline," Ucap Dominic dengan kekagetannya. Matanya melebar dengar binar yang tampak bercahaya.
Oh, akhirnya ia bisa melihat Caroline secara langsung setelah sekian lama. Sialan memang Marvin itu. Ia bersungguh-sungguh menghalangi dirinya untuk bisa bertemu dengan Caroline.
"Untuk apa kemari?" Tanya Caroline tidak bersahabat. Sebab kakaknya sudah sering berpesan untuk tidak berinteraksi dengan lelaki didepannya ini.
"Oh itu. Ehm, Marvin ada didalam?"
Dominic berhasil membuat otaknya kembali bekerja setelah membeku sesaat.
"Kak Marvin sedang keluar, kau bisa datang lagi nanti." Balasnya singkat. Ia buru-buru menutup pintu tapi sayang ditahan oleh lelaki yang harus dijauhinya itu.
"Eh tunggu," Dengan cekatan Dominic menahan pintu untuk tidak tertutup. Ya tentu saja ia tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan yang sangat langka ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMODERATE (COMPLETED)
ChickLitTidak ada yang tau bagaimana suatu kisah dimulai dan bagaimana akhir akan terjadi.