Hai, selamat pagi. Selamat menikmati libur akhir tahun ya,
Kasih komen yang banyak ya, seru sekali baca komen kalian. Dan bisa jadi feedback untuk chapter berikutnya.
Oh iya semoga gak bosen ya, ini hampir sama panjangnya seperti chapter kemarin.
Selamat membaca 🔥🔥
***
[ I M M O D E R A T E🍷]Rasa kesemutan membuat sosok yang sebelumnya tampak begitu lelap mengarungi alam mimpi, kini mengerjabkan mata pelan.
Lelaki itu mendesis saat mencoba menggerakkan tangannya yang seperti mati rasa.
Dia menoleh. Menatap samping kiri dimana seorang wanita dengan tubuh polos yang tertutup selimut, tertidur di lengannya sebagai bantal.
Ditarik tangannya dengan hati-hati. Berusaha agar tak membuat terbangun wanita yang menemaninya semalam. Malam yang penuh gejolak amarah hingga ia membutuhkan sesuatu untuk mendinginkan kembali. Dan apalagi jika bukan seks yang bisa membuatnya melupakan amarahnya sementara.
Kakinya bergerak turun untuk duduk di tepi ranjang. Berdiri dan beranjak menuju kamar mandi dengan tubuh polosnya yang tak tertutup sehelai benangpun.
Beberapa menit berlalu kini tubuh lengketnya sudah menjadi segar kembali. Tubuhnya hanya memakai celana panjang dengan surainya yang basah membuat handuk kecil bersarang disana untuk digosok ringan.
Langkahnya bergerak untuk keluar kamar mandi. Dan netranya menangkap wanita yang sebelum nya masi tertidur kini sudah terduduk. Selimut tertarik untuk menutupi tubuh polos wanita itu hingga sebatas dada. Namun bagian punggung belakang nya terekspos menampilkan kulit putihnya.
"Kau sudah bangun?" Begitulah pertanyaan basa-basi yang terucap dan bahkan tak memerlukan jawaban.
"Hmm," Sang lawan bicara berdehem kecil sembari menganggukkan kepala pelan.
Dia menaruh handuk kecil yang ada dikepalanya sembarang arah. Lalu memungut kaos hitam yang terlempar tak jauh dari ranjang dan memakainya.
"Aku sudah memesan pelayanan kamar. Isi perutmu sebelum pergi." Pesannya.
Lelaki itu berjalan memutar menuju nakas yang berada disamping sang wanita untuk mengambil kunci mobil dan jaket miliknya.
Namun saat hendak melangkah, pergelangannya ditahan oleh tangan yang ternyata milik wanita itu.
"Marv," Panggil sang wanita membuat lelaki yang berdiri menjulang dihadapannya perlahan berbalik. Wajahnya tampak biasa seakan apa yang keduanya telah lakukan bukanlah kenangan yang berarti.
Tatapan lurus lelaki itu yang menyorot kearah tangannya, membuat sang wanita perlahan melepaskan pegangan.
"Kenapa? Jika membutuhkan sesuatu kau bisa menghubungi resepsionis hotel." Pungkas Marvin dingin.
Gelengan pelan ditunjukkan wanita yang sedang menahan air matanya untuk tidak terjatuh. Susah sekali baginya untuk mendapatkan sedikit perhatian Marvin. Tak ada yang berubah meski ia telah memberikan semua yang dimiliki untuk lelaki itu. Dia tetap sama. Sikap nya tetap dingin walaupun kehangatan telah terjadi semalam.
"Lalu apa? Aku tidak memiliki banyak waktu untuk meladeni sikapmu."
Ia meremas selimutnya kencang serta mengatur napas untuk tampak kuat. Perkataan Marvin sungguh keras dan sangat menusuk hatinya.
"K--kau langsung pergi?" Cicit wanita itu.
Sedangkan Marvin mendengus remeh. Bibirnya tertarik sebelah memberikan senyuman sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMODERATE (COMPLETED)
ChickLitTidak ada yang tau bagaimana suatu kisah dimulai dan bagaimana akhir akan terjadi.