12. Mengambil Kembali

2.3K 248 24
                                    

[I M M O D E R A T E 🍷]

Keheningan tercipta bahkan setelah beberapa menit berlalu. Tak ada yang membuka suara meski sorot mata tengah berbicara dengan begitu jelas.

Tajam. Itulah jenis tatapan yang ku berikan pada sosok wanita yang berada didepanku. Wanita yang dengan tak tau dirinya memintaku bertemu  disebuah cafe setelah begitu keji berselingkuh dengan suamiku.

"Aku tidak akan meminta maaf atas apa yang ku lakukan dengan Arthur di belakangmu." Ucap Chloe dengan nada angkuh yang membuatku terkekeh sinis.

Lucu. Mengapa manusia didunia ini begitu lucu. Mengapa mereka suka sekali bersikap tak tau malu dan berlagak seolah tak bersalah setelah melakukan dosa? Seakan apa yang dilakukannya adalah sebuah kebenaran.

"Bagus. Terus pertahankan sifat pelacurmu itu." Balasku tenang meski hatiku tengah bergemuruh hebat.

"Jaga bicaramu. Aku bukan pelacur."

Wanita itu mendesis. Wajahnya mengeras tak terima dengan panggilan yang ditunjukkan padanya.

"Lalu sebutan apa yang pantas untuk wanita yang merebut suami temannya sendiri. Bukankah pelacur adalah panggilan yang paling tepat?"

"Arthur mencintaiku." Sahut Chloe tajam.

Tawa kering dan remeh entah mengapa terasa begitu menyenangkan untuk dilakukan. Kenapa teman yang sudah ku anggap saudara memiliki perilaku yang tak pernah ku bayangkan? Sebenarnya siapa dia selama ini hingga sikapnya berubah seperti seorang penyihir.

"Mencintai? Apa kau yakin Arthur benar-benar mencintaimu? Kau tau aku adalah istri yang cukup sibuk. Dan bisa jadi kau hanyalah hiburan sesaat bagi Arthur."

Jari lentik yang semula menapak begitu angkuh diatas meja kini mengepal erat hingga kuku-kuku panjangnya menusuk dalam telapaknya.

"Aku bukan pelariannya. Aku adalah wanita yang dia cintai." Tutur Chloe dengan nada seraknya.

Wanita itu berusaha menguatkan diri. Meski dalam sudut kecil hatinya ia menyadari. Tapi dirinya berusaha menolak kuat. Ia adalah wanita yang diinginkan, bukan dicari karena tak ada pilihan.

Sebelah alisku terangkat otomatis. Sebab semakin lama, permainan ini menjadi semakin lucu bagiku. Lucu karena semua orang seperti tak memiliki malu untuk mendeskripsikan dirinya yang berdosa.

"Oh benarkah? Tapi jika Arthur mencintaimu, mengapa dia begitu murka ketika mengetahui aku tidur dengan lelaki lain? Ahh, kau juga pasti yang mengadu padanya bukan. Ku rasa kau memang terobsesi dengan Arthur hingga berniat membuat pertengkaran diantara kami."

Sudah cukup. Sang lawan bicara sudah kalah telak dengan pengendalian diri yang tak terbendung. Kata demi kata yang diucapkan Zeline sungguh membakar hati Chloe yang sudah lama tersulut.

"Aku membencimu, Zee."

Ya. Pada akhirnya sebuah kebenaran terucap. Sebuah kebenaran yang selalu ditutupi dengan kebohongan yang rapi.

"Kau. Kenapa Arthur harus memilihmu disaat cintaku lebih besar untuknya? Aku muak selalu melihat kalian bahagia disaat aku harus menahan perasaanku dan berpura-pura tidak terluka. Kenapa kau melakukannya padaku, Zee!! Kenapa kau mengambil Arthur dariku!!"

Tubuhku membeku. Bibirku tertutup rapat dengan lidah kelu yang tak sanggup merangkai kata.

Kenapa? Kenapa banyak sekali kebenaran yang ditutupi? Kenapa begitu banyak kepalsuan yang diberikan padaku?

"Kebenaran apalagi yang belum ku ketahui, Chloe. Katakan padaku."

"Kau lah yang mereput Arthur dariku. Dan aku hanya mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku."

IMMODERATE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang