Prolog

1.1K 123 239
                                    

"Tetesan air mata akan menjadi prolog di cerita ini."

----------

       "Menari dengan alunan lagu lama, dan disaksikan ribuan orang. apakah aku bisa menari diteater Paris tahun ini?" ujar gadis itu melihat kesamping.

       "Sepertinya tidak bisa." Sebuah jawaban yang membuat wajah gadis itu cemberut.

       "Kalau aku tidak bersamamu."

       Sebuah usapan hangat dikepalanya, membuat gadis itu tersenyum bahagia.
"Kita kan mau lanjut kuliah ke Paris Sama-sama, berarti kita selalu bersama, dan itu untuk selamanya."

       "Aku juga mengharapkannya."

       "Maksudnya?" gadis itu bingung dengan ucapan pria disebelahnya.

       "Lupakan saja, hmm mau beli es krim?" Tawar pria itu.

        Gadis itu menggelengkan kepalanya, ia melihat para penjual yang berada disekeliling mereka, dan salah satu penjual mengalihkan perhatiannya.

       "Athar!" panggil gadis itu.

       "Iya!"

       "Kamu liat penjual itu nggak?" Tunjuknya, yang langsung diikuti dengan pandangan Athar.

       "Mainan Baling-baling, aku mau itu," pintanya.

        Pria yang bernama Athar itu tersenyum. "Tunggu bentar, aku belikan dulu."

        Gadis itu memejamkan matanya, menikmati angin malam sambil mendengarkan alunan musik yang sedang dimainkan dipinggir taman. Rasa yang selalu ia inginkan untuk selamanya, untuk menjadi pengawal dalam hidupnya. Dia mengakhiri pejaman itu, melihat beberapa Anak-anak sedang tertawa bahagia, membuat ia teringat kembali masa kecilnya.

        "Ini!" Athar memberikan mainan itu pada gadis yang sedang asik memandangi Anak-anak kecil bermain.

        "Terimakasih."

        Gadis itu langsung memainkannya, hingga tiupan dan hembusan angin malam menjadi satu membuat Baling-baling itu berputar. Sebuah senyuman indah muncul diwajah itu, membuat Athar ikut tersenyum melihatnya. Saat asik memandang sebuah ciptaan tuhan yang sangat indah, beberapa anak kecil menghampiri mereka.

        "Kakak-kakak! Kakak tau cara mainkan ini nggak?" salah satu Anak-anak itu memberikan mainan nya.

       "Emang ini mainan apa?" tanya Athar.

       "Ini mainan gelembung yang Lumba-lumba, tapi Elis sama Temen-temen Elis tidak tau cara mainkannya," jelas anak kecil itu.

       Athar pun tersenyum. "Aku bantuin Anak-anak ini dulu ya?" ujar Athar yang mendapatkan anggukan dari gadisnya itu.

       "Yuk kesana." Athar pun berjalan dengan beberapa Anak-anak.

        Dei, gadis itu tersenyum bahagia melihat sosok pria dengan beberapa Anak-anak yang sedang bermain. seketika kedua mata indahnya melihat keatas, langit malam dengan dihiasi bintang menjadi pusatnya. Dei tersenyum, dengan sedikit harapan yang ia minta kepada tuhan, agar dia dan pria sesempurna itu akan selalu bersama.

D: Deirsh & DepresinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang