15. Dei! Kisahnya 2.

92 23 21
                                    

"Tuhan! Izinkan aku untuk menyerah."
_Deirsh_

----------

       Suara hujan yang cukup deras menyamarkan isakan tangis Dei. Kejadian yang menimpa nya membuat ia Benar-benar begitu hancur, setelah kekasihnya pergi untuk selamanya ayahnya pun pergi karena kesalahannya.

       Kini Dei hanya terduduk lemas dikamar nya yang begitu gelap, bahkan melihat keadaannya pun begitu sangat prihatin. Setelah pemakaman ayahnya Dei hanya mengurung diri dalam kamarnya tersebut, panggilan dari sahabat dan tante nya selalu ia hiraukan.

       Dei mengangkat kepalanya itu, melihat tetesan hujan yang begitu deras dari jendela kamar. "Maafin Dei, yah."

~~~

       "Dei! Ini tante," ucap Erin yang terus mengetuk pintu kamar Dei.

       Saat Erin mencoba untuk mengetuk lagi, pintu tersebut terbuka dengan pemilik kamar yang sudah ada dihadapannya sekarang.

       "Dei," ucap Erin yang langsung memeluk keponakannya itu.

       "Maaf, jika Dei selalu menghiraukan kalian," ujar Dei pelan.

       Erin langsung menatap Dei. "Tante tau kamu butuh waktu untuk ini, dan sekarang kamu harus ikhlasin ya...."

       Dei pun langsung mengangguk, benar kata tante nya itu. Sekarang ia harus kuat dan ikhlasin takdirnya tersebut.

       "Ya sudah sekarang kita makan bareng ya, Mama kamu kayaknya udah dimeja makan." Ajak Erin yang langsung dibalas dengan senyuman oleh Dei.

       Dei berjalan menuju meja makan yang sudah ada Mamanya disitu, saat Dei ingin duduk betapa kagetnya ia melihat Mamanya pergi begitu saja tanpa berbicara padanya.

       Erin yang baru saja tiba dengan beberapa piring makanan hanya melihat Dei sendiri dimeja makan tersebut.

       "Mama kamu mana Dei!" tanya Erin yang membuat Dei langsung tersadar dari pikirannya.

       "Mama tadi langsung ke kamar," jawab Dei singkat.

       Erin yang merasa aneh hanya melihat kearah kamar kakaknya itu dan kembali menatap Dei. "Yaudah kita aja, mungkin Mama kamu mau istirahat."

       Dei pun hanya menganggukkan kepalanya, dan langsung beralih dengan sarapannya. Saat sedang menikmati sarapan mereka, Dei dan Erin pun langsung mengalihkan pandangannya pada Carles yang baru keluar dari kamarnya.

       Dei yang mau menyapa abang nya itu pun langsung berdiri menghampiri abangnya itu.

       "Bang, abang nggak sarapan?" Tanya Dei.

       Setelah bertanya, ekspresi Dei seketika berubah, tidak ada jawaban dari abangnya itu bahkan Carles langsung pergi begitu saja tanpa melihat sedikit pun pada adiknya. Tak terasa tetesan air mata jatuh ke pipi Dei, ia pun langsung berlari menuju kamarnya.

D: Deirsh & DepresinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang