"Kamu mau tau caraku untuk bahagia? Lewat mimpi."-----------
Matanya perlahan terbuka, terlihat beberapa orang yang sedang berlalu lalang. Hingga akhirnya tersadar, ia berada disebuah bangku salah satu supermarket.
Dei berusaha menegakan tubuhnya dengan sempurna, walaupun kepalanya masih terasa sangat pusing.
"Bangun juga akhirnya lo!"
Dei tersadar dengan cowok yang berada didekatnya, ia masih mengingat cowok itu, cowok dengan penampilan Acak-acakan menurutnya.
"Hari yang cukup sial bagi gue." sambung sang cowok.
Dei tidak menghiraukan perkataan itu, ia masih merasa bingung dengan keadaannya sekarang. Hingga akhirnya ia mengingat sesuatu.
"Tante Erin!" ucap Dei langsung berdiri, dan segera pergi meninggalkan cowok yang bersamanya itu.
"Woi lo mau kemana?" Teriak cowok tersebut, tapi teriakan tidak membuat Dei berhenti untuk pergi.
"Gila main pergi aja, ngucapin terimakasih gitu." Ujarnya lalu pergi meninggalkan tempat itu juga.
Saat ini Dei sedang berjalan memasuki gang rumahnya. Sebelum pulang Dei ke tempat toko roti dimana tantenya menunggu tadi, tapi saat Dei sudah sampai ke toko roti tersebut ia tidak melihat tantenya, dan berpikir bahwa tantenya itu sudah pulang kerumah duluan.
Kini Dei telah sampai dirumahnya dan segera masuk kedalam. Dei terdiam, melihat sesuatu yang sudah lama tidak ia liat kini kembali bisa ia rasakan.
"Ma-mama!" panggil Dei dengan suara sedikit bergetar.
Dela, saat ini ia sedang berdiri dihadapan putrinya itu. Dia tersenyum dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Sini," ucap Dela dengan merentangkan tangannya untuk memeluk putrinya.
Sedangkan Dei, ia tidak bisa berkata-kata, merasa tidak percaya tapi terlalu nyata untuk ia lihat sekarang. Dei perlahan mendekati Mamanya dengan air mata yang sudah mengalir dipipinya.
Hingga sebuah pelukan hangat kini ia rasakan. Inilah yang selalu ia tunggu setiap hari, pelukan dari Mamanya, senyuman, perhatian, selalu dirinya berharap setiap malam supaya esoknya semua itu ia dapatkan.
"Ma... Hiks...." tangisan itu pun pecah.
"Maafin Mama Dei, Mama sudah keterlaluan sama kamu." ucap Dela sambil memeluk putrinya begitu lembut.
Dei kali ini tidak ingin berbicara sedikitpun, ia hanya ingin merasakan hangatnya pelukan dari Mamanya itu.
Dela pun perlahan melihat wajah putrinya, kini kedua tangannya sudah berada dipipi anaknya, Dela mengusapnya begitu lembut dengan air mata yang sudah tak bisa ia bendung lagi."Mulai sekarang! Mama akan selalu sayang sama kamu, mama akan ngejaga kamu."
Dei begitu bahagia mendengar ucapan Mamanya, sudah sangat lama ia mengharapkan itu dan akhirnya hari ini semua kembali.
"Makasih Ma."
"Ginikan enak lihatnya!" Erin pun muncul dari dapur dan mendekati kakaknya dan ponakannya itu. Dei tersenyum saat tantenya itu muncul, ia berpikir bahwa tantenya juga yang selalu membantu membujuk Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D: Deirsh & Depresinya
Teen Fiction"𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣! 𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙣𝙮𝙖?" ----- Deirsh Anasyah kebahagiaannya hilang setelah ayah dan pacarnya pergi untuk selamanya. Takdirnya mulai berubah, kebencian dari ibu dan...