13. Dei! Awal Rasa.

131 31 25
                                    

"Dia memulai Rasa dengan hati yang patah."

----------

       Hari semakin larut, terlihat juga sebuah ruangan yang sudah gelap. Tapi dalam kegelapan itu sang pemilik kamar masih setia membiarkan matanya itu terbuka, bukan karena bermain ponsel tapi seperti sesuatu yang sedang ia pikiran. Regan, ia begitu gelisah malam ini, ada sesuatu yang membuat ia tidak bisa langsung masuk ke alam mimpi. Dari tadi ia hanya berguling ke kanan ke kiri terus menerus.

       Hingga ia berhenti, menatap fokus ke atas yang sudah gelap gulita. Dan masih membayangkan apa yang mengganggunya sekarang.

       "Gan! Lo mikirin apa sih." Ucap Regan sambil mengusap-usap wajahnya kesal.

       Semenjak dimana ia menemani Dei berbelanja, disitu ia merasa begitu gila. Perasaan aneh selalu terbayang saat ia sedang menatap perempuan itu, Sampai-sampai yang biasanya ia menyuruh Dei setiap hari datang ke apartemen nya, kini hanya beberapa hari dalam seminggu.

       "Gila lo nih gan, gila...." umpat pada dirinya sendiri.

       "Mana mungkin kan gue punya perasaan sama cewek asing itu." sambungnya.

       Regan pun kembali Guling-guling tak jelas, ia sangat terganggu dengan perasaannya sekarang, dan ingin rasanya ia menghilang sekarang juga.

       "Ah gila...." umpat nya lagi sambil menarik selimut untuk menutupi semua tubuhnya.

~~~

       Saat ini Deirsh berada diperjalanan menuju apartemen Regan. Semenjak pria itu tidak menyuruh dirinya datang selalu, ia cukup merasa lega karena membuat Mamanya tidak curiga. Tapi Dei juga penasaran alasan Tiba-tiba dirinya tidak perlu setiap hari membersihkan apartemen pria itu.

       Sadar apa yang sedang ia pikiran Dei langsung berusaha melupakannya, lagi pula itu juga bagus buatnya dan juga hanya tinggal dua minggu lagi ia harus melakukan tanggung jawabnya itu.

       Kini Dei sudah berada di apartemen Regan, ia sedang membersihkan peralatan dapur. Sedangkan pemilik apartemen masih tertidur begitu nyenyak di kamarnya. Satu persatu sudah Dei bersihkan, dan ia langsung saja membereskan pekerjaan yang belum ia kerjakan.

       Hari ini Dei harus bisa pulang lebih cepat dari hari biasanya, karena tadi pagi Mamanya bilang akan pulang lebih awal hari ini. Dei tidak mau jika Mamanya pulang lebih duluan daripada dirinya, karena Dei bingung alasan apa lagi yang harus ia berikan.

       "Apa lagi ya yang belum dikerjain!" ujar Dei pada dirinya sendiri.

       Dei pun berjalan menuju kulkas, melihat apakah stok makanan pria itu masih ada atau sudah habis. Saat Dei membuka kulkas tersebut, terlihat bahan makanan yang ia beli masih utuh tanpa ada sedikit pun yang berkurang.

       Dei kembali menutup pintu kulkas tersebut sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Dei tak habis pikir dengan Regan, percuma dirinya Buang-buang waktu untuk belanja milik pria aneh itu, tapi tidak digunakan.

       Kini ia memilih untuk duduk sebentar, mengistirahatkan tubuhnya supaya tidak terlalu lelah. Saat ia sedang istirahat, sang pemilik apartemen dengan santai berjalan melewati dirinya tanpa ingin menyapa.

D: Deirsh & DepresinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang