5. Dei! Hampir Berakhir.

274 70 180
                                    

"Tuhan akan selalu menggantinya dengan versi yang lebih baik."

--------------

       "Apa kamu tidak bisa memilih untuk kembali!" Ucap tegas seorang gadis.

       Sedangkan seseorang yang sedang gadis itu marahin hanya tersenyum.

       "Aku tidak butuh senyuman kamu, yang... A-aku butuh kamu untuk kembali."

       "Dan asal kamu tau! Aku selalu merindukan mu setiap malam, selalu me-"

       Ucapannya terhenti saat sebuah tangan berusaha menyingkirkan helaian rambutnya yang berusaha menutupi wajahnya itu.

       Pria itu memejamkan matanya sebentar. "Aku lebih merindukanmu."

       "Cuma! Mungkin Tuhan ingin kita berpisah sebentar," ujar Pria itu.

       "Malam itu memang menjadi akhir dari kisah kita, sebuah tragedi, hingga takdir harus memisahkan kita."

       Gadis itu teringat kembali kejadian malam itu. Dimana ia harus menyaksikan seseorang yang sangat ia cintai harus pergi untuk selamanya.

       "Athar! izinkan Dei ikut dengan Athar ya, Dei udah capek!" ucap Dei pelan.

       Athar pria itu menggelengkan kepalanya. "Kamu tetap disini, karena kamu masih berhak merasakan kebahagiaan."

       "Kamu! Kamu kebahagiaan aku...." jelas Dei.

       "Bukan aku lagi, bakal ada seseorang yang akan membuat kamu bahagia."

       "Dei ingin ikut Athar.... "

       Saat ini detak jantung gadis itu tak karuan, bahkan hembusan nafasnya seperti berpacu untuk pergi ntah kemana. Mimpi itu kembali lagi, membuat Dei begitu gelisah saat ini, hingga butiran keringat dingin perlahan jatuh dari kulitnya itu.

       Jam Lima pagi, Dei pun memilih untuk tidak melanjutkan tidurnya itu. Saat ini ia sedang berada didepan cermin nya dan masih memikirkan mimpi itu.

       Mimpi yang selalu datang membuat dirinya tidak bisa sembuh dari luka masa lalu. Setiap dialog yang terjadi dalam mimpinya, membuat Dei Benar-benar tidak bisa melupakannya.

       Dei menatap dirinya sendiri dicermin yang berada dihadapannya itu. Ia melihatnya, melihat seorang gadis yang sedang dipermainkan oleh takdirnya.

       Begitu gelisah, itu lah yang di rasakan Dei dari tadi pagi hingga sekarang. Saat ini Dei sudah bersiap untuk berangkat kerja, dan sebelum itu ia memilih untuk mendatangi ke suatu tempat yang membuat pikirannya begitu gelisah.

       Dei berjalan, mencari angkutan umum dan segera pergi menuju tempat tujuan.

       "Bang berhenti." Ucap Dei memberi kan ongkos dan segera turun dari angkot tersebut.

       Kini ia telah tiba ditempat itu, Dei memejamkan matanya sebentar dan mencoba untuk menahan air matanya supaya tidak terjatuh. Dei kembali melihat sekelilingnya sekarang, cukup lama ia tidak datang ketempat itu. Bukannya tidak mau untuk berkunjung, tapi ia berusaha untuk mengikhlaskan nya.

       Dei melangkahkan kakinya perlahan, memasuki sebuah gerbang besar dan langsung disambut oleh hembusan angin yang membuat helaian rambutnya berterbangan.

       "Apakah kamu menyambut ku yang baru datang ini!" Ucap Dei pelan.

       Ia melanjutkan langkahnya, tak lupa dengan matanya yang sedang fokus mencari sesuatu. Sampai Dei terdiam, dia telah sampai, sebuah nama begitu dia rindukan telah ia temui.

D: Deirsh & DepresinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang