2. Dei! Aku tidak bahagia.

382 86 177
                                    

  "Rasanya aku ingin menyemangati dirimu, tapi aku saja belum bisa menyemangati diriku sendiri."

-----   

       Melihat awan malam selalu memiliki sebuah makna yang terdalam, tapi mereka bisu hanya diam tanpa ingin memberi tahu apa makna itu yang hampir dilupakan nya.

       Dei selalu menangis setiap malamnya, selalu terduduk lemah dibawah jendela dengan pemandangan langit itu. Ruangan yang tidak sedikit pun Dei beri satu cahaya setiap malam, dan ia hanya memerlukan cahaya bulan untuk menemani nya.

       Kali ini ia Benar-benar terlihat lelah, Dei Benar-benar ingin menangis sejadi-jadinya, bahkan rambutnya sekarang sudah sedikit berantakan karena tangannya.

       Ia sangat pandai menipu, terutama menipu dunianya. Kali ini dia butuh dunia aslinya, tanpa harus bersandiwara yang cukup menyakitkan. Dei perlahan mengatur nafasnya, membuat dirinya kembali tenang dan memilih istirahat tanpa mengingat masa lalu itu.

~~~

Tring........

       Lonceng cafe terus saja berbunyi, beberapa bangku yang sudah penuh dengan para pengunjung, begitu juga dengan Dei dan pegawai lainnya yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka Masing-masing.

       Dei yang sedang melayani beberapa pengunjung, seketika ia berhenti melihat kearah anak kecil yang berdiri didepan cafe. Ia pun menghampiri anak itu, melihat anak itu sendiri tanpa ada satupun orang yang menemaninya.

       "Hai!" sapa Dei sedikit menunduk mengimbangi anak itu. Anak laki-laki itu tidak menjawab, tetap diam dan hanya melihat Dei saja.

       "Adek sama siapa kesini?" tanya Dei sekali lagi.

       "Ayah disana," ujar anak kecil itu sambil menunjuk kesalah satu pria dewasa yang sedang sibuk dengan ponselnya.

       Sekilas Dei ikut memandang arah tunjuk anak itu. "Hm adek mau masuk kedalam?" tanya Dei, dan anak itu hanya menggelengkan kepalanya.

       "Kenapa?" Dei sedikit bertanya.

       Dan sama tidak ada jawaban, bahkan anak itu pergi dan berlari menuju ayahnya. Dei kembali menegapkan tubunya dan melihat kearah anak itu berlari, ada sedikit senyuman muncul diwajahnya Dei.

       "Dei! Lo ngapain disini?" tanya Salwa yang menghampirinya.

       "Oh tadi ada anak kecil sendiri disini."

       "Yaudah yuk lanjut, masih banyak kerjaan." Ajak Salwa yang diangguki Dei.

       Hari ini Dei mendapatkan jadwal pagi, karena jam kerjanya sudah selesai ia pun bersiap-siap untuk pulang.

       "Dei udah mau pulang?" tanya Salwa yang masih bekerja karena mendapatkan jam lembur.

       "Iya, aku Duluan ya."

       Dei pun segera pulang, ia berjalan untuk mencari angkutan umum. Karena masih sore, sudah banyak orang-orang yang berjualan dipinggir jalanan. Dei pun memberhentikan sebuah angkot untuk ia pulang.

       Suasana sepi kembali dirasakan saat ia sampai dirumah. Dei membuka pintu, seperti tidak ada kehidupan didalamnya. Dei pun langsung bergegas kekamarnya, membersihkan diri dan memilih untuk beristirahat, karena hari ini cukup melelahkan baginya.

       Setelah Dei merasa cukup beristirahat ia pun keluar untuk menyiapkan makan malam. Saat Dei menuju dapur terlihat Tante Erin sedang menyiapkan makanan, ia pun segera membantu tantenya itu.

D: Deirsh & DepresinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang