"Kadang! Kisah didalam mimpi itu lebih menyenangkan daripada di kenyataan."
----------
Pagi yang segar untuk bersantai ditambah dengan suasana langit yang begitu mendukung membuat awal hari menjadi menyenangkan. Tangannya berulang kali membuka setiap lembaran kertas tersebut dengan mata yang tertuju dengan ribuan huruf didalamnya, mungkin otaknya pun sudah masuk dalam imajinasi sebuah buku itu.
Dei baru saja membaca buku yang ia pinjam semalam dan hanya beberapa kalimat awal saja membuat nya langsung tertarik untuk terus membacanya.
"Dei! Sarapan dulu," panggil Dela dari luar.
"Iya Ma."
Meletakkan sebuah kertas kecil sebagai pembatasan dan langsung menutup buku yang ia baca itu. Tidak seperti tipe orang yang menaruh barang sembarangan Dei pun berjalan ke rak buku sebelum ia keluar dari kamarnya.
Kini Dei dan Dela sudah berada di meja makan dengan masakan yang sudah siap disantap. Sepanjang sarapan tidak ada yang membuka pembicaraan, mereka hanya fokus dengan makanan mereka Masing-masing, hingga Dei menyelesaikan sarapannya dan mencoba membuka pembicaraan.
"Ma! Mama marah ya sama Dei?" Tanya Dei.
Pertanyaan tersebut Tiba-tiba keluar dalam pikiran nya, ia sadar bahwa semalam Mamanya begitu khawatir pada dirinya itu.
Dela menatap putrinya. "Mama bukan marah, Mama hanya takut jika terjadi sesuatu sama kamu!"
"Lain kali Dei janji, bakal selalu ngabarin Mama," balas Dei.
"Jangan ngulangin lagi seperti semalam," ujar Dela.
Dei pun mengangguk sambil tersenyum pada Mamanya itu.
"Yaudah, Mama mau Siap-siap ke toko tante mu, kamu nanti lanjutin bersih-bersihnya ya!" jelas Dela.
"Siap."
"Ingat Dei! Kalau mau pergi, kabarin Mama...." ujar Dela lagi.
"Iya Ma janji, pasti Dei kabarin." Balas Dei.
Setelah membereskan sisa sarapan Dela pun langsung pergi ke toko, sedangkan Dei langsung mengerjakan pekerjaan rumah yang belum selesai. Supaya tidak terlalu merasa bosan Dei pun mendengarkan musik dengan earphone yang biasa ia gunakan untuk menemani aktifitasnya, bahkan sesekali Dei bersenandung mengikuti nada lagu yang ia dengarkan.
Selesai dengan pekerjaan rumah Dei pun langsung mandi supaya dirinya merasa lebih segar. Bingung ingin melakukan kegiatan apa, Dei pun kembali mengambil buku yang tadi ia baca dan memilih duduk di bangku meja riasnya itu.
Sebelum ia membuka buku yang sudah berada di hadapannya tersebut. Dei teringat dengan kejadian tadi malam yang membuat Mamanya begitu khawatir, bahkan ia masih terus memikirkan nya.
Flashback
"K-kak! Dei bantu obati ya...." tawar Dei pelan.
"Enggak."
"Tapi... Kalau dibiarin bisa bahaya," jelas Dei.
KAMU SEDANG MEMBACA
D: Deirsh & Depresinya
Ficção Adolescente"𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣! 𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙣𝙮𝙖?" ----- Deirsh Anasyah kebahagiaannya hilang setelah ayah dan pacarnya pergi untuk selamanya. Takdirnya mulai berubah, kebencian dari ibu dan...