"Aku pernah merasa sangat egois, meminta kepada Tuhan! Untuk selalu bisa bersamanya."
--------
Sekarang dia bagaikan awan mendung, terlihat indah! Tapi begitu menyedihkan. Selalu muncul saat ingin hujan, begitu juga dengannya selalu ada saat kesedihan. Kadang ia selalu membawa pelangi untuk kebahagiaan orang, tanpa diketahui semuanya ada seseorang yang begitu rapuh.
Deirsh Anasyah sebuah nama indah yang tercipta 20 tahun yang lalu. Sekarang pemilik nama itu telah menjadi gadis yang begitu cantik seperti namanya, memiliki lesung pipi dan juga dengan ciri khas rambut sebahunya.
Dei tinggal bersama ibu dan abangnya, sedangkan ayahnya telah meninggal 2 tahun yang lalu. Saat itulah semua berubah, tidak ada kehangatan dalam keluarga yang bisa Dei rasakan lagi. Hingga akhirnya Dei memilih untuk mencari pekerjaan supaya ia tidak selalu merasakan hal yang selalu menganggunya.
Sweet Moment Cafe tempat Dei bekerja, bahkan ia sudah menganggap cafe itu rumah keduanya. Memiliki bos yang baik dan juga Teman-teman yang sangat pengertian baginya.
Sudah pukul 22:15 malam, para karyawan termasuk Dei mulai membereskan cafe tersebut. Setelah Dei menyelesaikan pekerjaannya, ia pun segera mengambil tasnya dan pulang.
"Sudah mau pulang Dei?" tanya Eza salah satu pegawai cafe itu juga.
"Iya," jawab Dei dengan sedikit senyuman.
"Mau pulang bareng!" tawar Eza.
"Nggak usah kak, nanti ngerepotin kakak."
"Enggak ada seseorang yang memberi bantuan, terus merasa direpotkan. Lagian rumah kita satu arah."
"Yaudah yuk pulang, sudah larut malam juga nih." Ajak Eza lagi.
Dei pun tidak menolak dan langsung mengikuti Eza.
Saat diperjalanan tidak ada yang berbicara sedikit pun, mereka berdua hanya diam sambil menikmati suasana malam ditengah kota. Dei yang memandang keindahan kota saat malam hari merasa sedikit nyaman. Melihat lampu-lampu yang berjajar, para penjual kecil dipinggir kota, hingga beberapa gedung pencakar langit yang begitu megah. Walaupun sebuah ingatan tidak bisa ia lupakan.
~~~
Aroma alkohol sudah menjadi khas setiap tempat hiburan malam. Tempat para pria untuk bersantai dan para wanita mencari kebahagiaan.
Salah satu meja yang menjadi tempat para pria bermain kartu, menjadi sorotan para tamu yang baru datang.
Tiga pria yang sedang mengadu nasib dengan beberapa lembar kartu, ditemani dengan sebuah minuman alkohol.
Salah satu pria yang sedang bermain itu, akhirnya melemparkan kartu terakhir yang ada ditangannya. "Gimana! Masih mau main?"
Pria itu langsung mengambil semua uang yang berada diatas meja itu, lalu pergi bersama seorang cewek yang sedari tadi menemaninya.
"Kamu hebat banget sayang," kata cewek itu.
"Siapa dulu coba yang main, mana ada yang bisa ngalahin Carles Aransyah." Balas cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
D: Deirsh & Depresinya
Roman pour Adolescents"𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣! 𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙣𝙮𝙖?" ----- Deirsh Anasyah kebahagiaannya hilang setelah ayah dan pacarnya pergi untuk selamanya. Takdirnya mulai berubah, kebencian dari ibu dan...