"Aku lemah! Karena bukan keinginan ku sendiri."
----------
Egi dan Deirsh kini sudah berada di sebuah rumah yang cukup besar. Dei perlahan turun dari motor dengan mata yang masih tertuju dengan tempat yang belum pernah ia datangin, kemewahan rumah tersebut Benar-benar menarik pandangannya itu.
"Ini rumah Regan." Ucap Egi menyadarkan Dei yang dari awal hanya terdiam.
Lagi-lagi Dei berpikir tentang pria itu, karena awalnya ia mengira pria tersebut tidak memiliki rumah karena selalu tinggal di sebuah apartemen. Dulu Dei emang pengen tau tentang kehidupan pria yang sudah membuat nya menjadi seorang pembantu, tapi karena melihat sikap dingin pria tersebut Dei pun mengurung kan niat.
"Lo mau ikut masuk! Atau nunggu diluar?" Panggil Egi yang Lagi-lagi menyadarkan Dei dari semua pikirannya itu.
Karena tidak mau menunggu di luar sendiri, Dei pun langsung mengikuti Egi untuk masuk ke rumah tersebut. Sebenarnya ada rasa Deg-degan pada dirinya yang sudah lama tidak bertemu dengan pria dingin itu.
Saat mereka sudah masuk kedalam rumah tersebut, ada perasaan aneh yang Dei rasakan saat itu. Kemewahan yang ia lihat sebelum nya kini langsung berubah dengan kesunyian rumah tersebut, tak ada satu pun orang yang terlihat saat pertama kali dirinya masuk ke rumah mewah itu.
Sambil mengikuti Egi yang berjalan duluan, Dei mengamati satu persatu setiap sudut rumah itu sampai seorang wanita paruh baya menghampiri mereka berdua
"Nak Egi! Sudah dari tadi disini?" tanya bi Sayu yang menghampiri mereka.
"Baru saja kok bi. Sekarang Regan nya ada dimana?" ujar Egi yang langsung bertanya tentang Regan.
"Den Regan masih didalam kamar nya, sudah dua hari dia belum keluar sama makan," jelas bi Sayu membuat Egi dan Dei merasa cemas.
"Padahal tadi Nak Reo sama yang lain sudah datang, tapi den Regan tetap enggak mau buka pintu kamarnya," sambung bi Sayu.
"Yaudah Egi coba panggil lagi ya bi, mana tau Regan nya udah mau keluar." Ucap Egi yang langsung berlari menaiki tangga menuju kamar Regan.
Dei yang dari tadi hanya diam memberanikan diri untuk mengikuti Egi ke atas, begitu juga dengan bi Sayu yang ikut menemani dirinya.
Tok... Tok....
"Bos nih gue Egi, tolong buka pintunya bos," teriak Egi sambil menggedor pintu kamar milik Regan.
Walaupun sudah berulang kali mereka memanggil tetap tidak ada respon dari dalam kamar. Egi yang sudah tidak bisa tenang mencoba menelpon ke ponsel milik Regan, tapi malah tak ada suara dering ponsel dari dalam kamar itu.
"Bibi takut jika den Regan ngelakuin hal yang Macam-macam." Ucap bi Sayu yang sudah tidak kuat untuk menahan air matanya.
Melihat itu Dei merasa begitu sedih, ia coba mendekati wanita paruh baya itu dan mencoba memenangi nya. Dei tidak tau siapa wanita tersebut bagi Regan, tapi hanya wanita itu saja yang sedari tadi ia lihat di rumah mewah ini.
"Bibi tenang aja, Regan enggak mungkin ngelakuin yang Macam-macam." Jelas Egi.
Tidak lama terlihat Rham, Bian dan Reo berlari menaiki tangga dan menghampiri mereka. Dei yang belum pernah melihat tiga pria itu merasa sedikit canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
D: Deirsh & Depresinya
Teen Fiction"𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣! 𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙣𝙮𝙖?" ----- Deirsh Anasyah kebahagiaannya hilang setelah ayah dan pacarnya pergi untuk selamanya. Takdirnya mulai berubah, kebencian dari ibu dan...