24. Dei! Fayeza Adittya.

50 13 0
                                    

"Aku dan kamu! Apakah masih ada didalam cerita yang sama?"
_Eza_

----------

Cahaya matahari masih saja memanasi sebagian tempat di kamar itu, bahkan terlihat pemilik kamar memilih duduk dilantai yang tidak terkena sinar matahari. Tapi ia begitu terlihat fokus, mungkin saja jika sinar itu mengenai dirinya, ia mungkin tidak akan merasakan karena terlalu fokus.

Buku yang sudah hampir seminggu ia pinjam kini berada ditangan lagi, bahkan tinggal beberapa lembar lagi untuknya menyelesaikan bacaan tersebut.

Ekspresi yang dilihat kan oleh Dei begitu membingungkan, jika saja ada seseorang yang sedang melihat nya pasti orang tersebut sudah penasaran apa yang sedang Dei pikiran.

Hingga akhirnya tangannya tersebut menutup buku yang cukup tebal itu. Dei terdiam, ia tidak pernah merasakan hal seperti itu saat selesai membaca sesuatu.

"Padahal hanya cerita." Gumam Dei pelan.

Cerita yang baru pertama ia baca dan berakhir dengan tragis. Dei membaca novel Sad, yang berakhir dengan kepergian sang tokoh utama, walau hanya cerita tapi ia seperti merasakannya juga.

Dei kembali duduk di kasurnya dan kembali terdiam. Ia mengingat pada Salwa yang dulu sering menangis didepannya saat menceritakan kisah sedih di sebuah novel. Saat itu Dei masih belum paham bahkan ia sempat berpikir kalau yang dilakukan Salwa cukup berlebihan, tapi hari ini ia merasakan apa yang temannya itu rasakan.

"Itu Benar-benar seperti nyata."

Dei pun kembali tersadar dan langsung melihat kearah jam dinding. Hari sudah semakin sore tapi sinar matahari masih begitu mencolok, bingung ingin melakukan kegiatan apa lagi Dei pun memilih untuk keluar dari kamar.

"Andai saat itu aku pinjam lebih dari satu." ujar Dei pada dirinya sendiri sambil berjalan keluar.

Krek!!!

Setelah menutup kembali tutup kamarnya, Dei berjalan menuju dapur karena mendengar sesuatu. Saat Dei sampai ke dapur terlihat Dela yang sedang sibuk dengan Alat-alat masaknya membuat Dei menunjukkan senyuman dari bibir nya itu.

"Ma! Ada yang bisa Dei bantu?" tanya Dei yang melihat Dela begitu fokus pada masakannya.

"Eh Dei kamu disitu! Enggak usah sayang Mama udah mau selesai kok," jawab Dela.

Dei masih melihat Mamanya itu. "Hm... Dei nyiram bunga aja ya ma!"

"Yaudah kalau Dei mau."

Dei pun mengangguk dan meninggalkan Mamanya itu yang masih membereskan masakannya. Saat keluar dari rumah Dei sedikit merasakan kepanasan dengan rasa yang tak biasa, ia pun segera bergegas mengambil tempat penyiraman supaya cepat selesai.

Dela memang menyukai bunga bahkan ada beberapa jenis bunga yang ditanam dihalaman rumahnya tersebut, karena dulu Dei sering melihat Mamanya tersebut menanam Bunga-bunga itu membuat ia sedikit tertarik juga.

Ting... Ting... Ting....

Saat sedang asik menyiram sebagian tanaman terdengar suara seperti pedagang jalan. Karena rumah mereka yang memiliki pagar membuat Dei sedikit berlari melihat suara apa itu.

D: Deirsh & DepresinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang