"Sudah waktunya. Kegilaan ini akan Benar-benar terjadi."
----------
Saat ini Dei sedang membuat segelas teh hangat. Bukan untuknya, tapi ada seseorang yang sedang berbaring di kamarnya itu. Entah apa yang terjadi padanya hari ini, bahkan ia pun taj tau apa yang dilakukan.
Krek....
Dei membuka perlahan pintu kamarnya tersebut, takut jika orang yang sedang berbaring di kasurnya itu terganggu atas dirinya.
Ia pun melangkah mendekat, meletakkan segelas teh yang sudah ia buat dimeja kamarnya tersebut. Kini Dei berpaling ke seseorang yang sedang tertidur, seorang gadis yang seumuran dengan dirinya.
Dei menatapnya. Apa yang terjadi? Orang yang ia tidak kenal berada di kamarnya sekarang.
Flashback....
"Tolong...."
Dei terus berteriak tapi tidak ada satu pun orang yang menghiraukan teriakannya itu. Ia sangat panik melihat orang di depannya tersebut pingsan dengan keadaan begitu pucat, tidak ada pilihan lagi Dei pun berusaha mengangkat wanita tersebut dengan sendiri.
Dei sedikit kewalahan. Karena ia pun tidak begitu kuat apalagi dirinya juga baru saja pulang dari kerja.
Baru saja Dei berhasil mengangkatnya, wanita itu pun mulai tersadar membuat Dei langsung membawanya ke sebuah bangku yang dekat dengan mereka.
Dei meninggalkannya sebentar mencari minum untuk wanita tersebut.
"Nih! Minum dulu," ucap Dei sambil memberikan sebotol minuman.
Wanita itu pun mengambilnya dan meminum air yang diberikan Dei tersebut. Ia benar-benar terlihat begitu lemas dan wajah yang sangat pucat.
"Tas gue....!" ucapnya tiba-tiba sambil mencari tasnya tersebut.
"Eh itu dibelakang kamu!" ujar Dei.
Wanita itu pun langsung mengambil tas nya itu dan menggenggamnya cukup erat. Jika di lihat dari bentuk tasnya, itu seperti tas baju untuk berpergian.
"Pucat banget gue ya!" ujarnya saat melihat dirinya sendiri di sebuah kaca toko.
Dei yang tidak tau mau berbicara apa, ia pun hanya diam sambil mengikuti arah pandang wanita dihadapannya tersebut.
Hingga tersadar Dei melihat jamnya, ia benar-benar terlambat untuk pulang."Maaf! Kamu sebenarnya mau kemana?" Tanya Dei langsung pada wanita itu karena dirinya yang sudah tidak punya waktu lagi.
Pertanyaan yang di lontarkan Dei membuat wanita tersebut terdiam, sambil menatap tas yang dipegangnya itu. Dei yang melihat itu pun mulai mengerti, karena ia sudah cukup terlambat akhirnya Dei menawarkan sesuatu padanya.
"Rumahku tidak terlalu jauh dari sini! Kamu bisa istirahat sementara di rumah ku...." ucap Dei.
"Apa lo tidak keberatan kalau gue ke rumah lo?" Tanyanya yang langsung dibalas gelengan dan senyuman dari Dei.
~~~
Dei yang baru saja memasak untuk makan malam nanti, kini berlalu pergi menuju kamarnya tersebut. Saat ia masuk Ke kamarnya terlihat wanita yang tadinya masih tertidur kini sudah terduduk tepat didepan meja rias milik Dei.
KAMU SEDANG MEMBACA
D: Deirsh & Depresinya
Novela Juvenil"𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣! 𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙣𝙮𝙖?" ----- Deirsh Anasyah kebahagiaannya hilang setelah ayah dan pacarnya pergi untuk selamanya. Takdirnya mulai berubah, kebencian dari ibu dan...