chapter 8

985 85 0
                                    

"maaf" Jimin membuka matanya dan suara yang sudah menemaninya belakangan ini menyapa pendengarnya.

Jimin bingung melihat jungkook duduk di samping kasur tempat tidurnya dengan baju kaos ke besar, celana pendek selutut dengan rambut yang sedikit basah

"Hah?" Suara serak yang di keluarkan Jimin entah mengapa terdengar sangat seksi di telinga Jungkook.
"Kamu minta maaf?" Tanya Jimin meyakinkan pendengarnya

"Hmm aku minta maaf baby" ucap Jungkook sungguh-sungguh

"Untuk apa?" Tanya Jimin mendudukkan badannya untuk berdasar

"Untuk itu"

"Ahhhhh" meringis kesakitan saat ingin duduk

"Aku bahkan tidak ingat apapun" Tamba Jimin saat sudah duduk

"By hari ini tidak usah ke klinik ya, kita ke rumah sakit"

"Ngapain?"

"Periksain itu mu"

"Nggak! aku baik-baik aja toh aku udah sering bangun tidur dengan kondisi seperti ini." Ucap Jimin jujur

"Jangan membuatku marah"

"Apa hubungannya? Aku hanya menjelaskan padamu, buat apa repot-repot minta maaf kalau aku sudah sering merasakan ini"

Jimin menjelaskan pada Jungkook Karena orang di depannya terlihat sangat kesal.

"Aku tidak ingin mendengarnya lagi" jungkook memberikan Jimin bubur.
"Makan setelah itu aku akan membantumu membersihkan badanmu"

"Aku bisa sendiri, mending siap-siap ke rumah sakit gih"

"Hari ini aku tinggal disini"

"Ngapain? Aku juga ingin pergi ke klinik hari ini"

"Aku sudah memberi tahu karyawanmu hari ini klinik tutup"

"Ha?"

"Kapan?"

"Tapi pagi"

"Astaga kenapa kamu tidak memberi tahuku lebih dulu sih?" Jimin mulai emosi karena selama ini dia tidak pernah meliburkan karyawannya apa lagi untuk urusan tidak penting.

"Kita aka mulai terapi hari ini"

"Jika kamu ingin melakukan terapi pergilah ke rumahmu, kenapa harus melibatkan aku untuk urusanmu, aku tidak suka saat orang lain ikut campur urusan pekerjaanku dan tolong jangan melangkah terlalu jauh kita tidak cukup dekat untuk kamu mengambil keputusan pada perkejaanku. Jaga batasanmu!" Jimin bengun tidak memperdulikan rasa sakitnya sementara bubur yang di berikan jungkook di letakan lagi di atas meja secara kasar.

Tidak lama setelah itu Jungkook mendengar suara air dari kamar mandi milik Jimin, Jungkook kembali memanaskan bubur Jimin.
Dia belum menjelaskan apapun pada Jimin dan wajar jika Jimin marah, dia  memberikan waktu untuk Jimin mandi agar dia bisa rileks setelah itu dia akan menjelaskan tentang penyakit Jimin derita.

Jimin keluar dari dalam kamar mandi dan tidak menemukan Jungkook, Jimin dengan cuek menggunakan handuk sepaha ke lemari mengambil baju yang ia kenakan.

Tiba-tiba sebuah pelukan hangat dari belakang membuat Jimin memberhentikan aktifitasnya.

"Aku belum jelaskan apa-apa dan kamu sudah marah,maaf by Karena membuat badanmu sakit dan sudah lancang mengambil tindakan tanpa bertanya padamu dulu" jungkook menyembunyikan wajahnya di Curuk leher Jimin

Jimin risi tapi entah mengapa ada dari bagian dari dirinya yang menginginkan pelukan hangat seperti ini, pelukan yang dia tidak dapatkan dari siapapun kecuali Sora

"Aku minta maaf ya?,Aku janji nggak akan begitu lagi" Jungkook mengeratkan pelukannya.

"Sesak"

"Maaf baby" jungkook tersenyum saat Jimin mengeluh saat dia mengeratkan pelukannya.

"Kapan pelanggannya datang?"

"Pelanggan apa by?" Tanya Jungkook heran

"Katamu ingin melakukan terapi"

"Ah itu, sebaiknya kamu gunain pakaian dulu dan aku akan mengambil buburmu, aku akan jelaskan setelah itu"

"Bagaimana aku menggunakan pakian kalau pelukanmu saja tidak kamu lepaskan" protes Jimin

"By kamu sadar nggak? Akhir-akhir ini kamu banyak mengeluh, banyak bicara dan kadang-kadang marah"

"Ah benar, aku terlalu banyak mengeluh akhir-akhir ini"

"Tapi aku suka, karena lebih menyenangkan melihatmu seperti itu dari pada melihatmu dengan tatapan dingin, tapi baby kamu sekalipun tidak pernah tersenyum padaku" Jungkook mengeluh sudah hampir beberapa Minggu menemani Jimin tapi dia tidak pernah tersenyum berbeda dengan sisinya yang lain, lebih banyak tersenyum menggoda dan susah di atur.

"Kamu kira aku orang gila yang tersenyum tanpa sebab?"

"Hehehe" Jungkook tertawa renyah mendengar penuturan Jimin

"Ya udah, aku ngambil buburnya dulu, ah baby kamu terlihat seksi seperti ini, aku bisa memakanmu lagi" jungkook mencium pipi Jimin setelah menggoda Jimin.

Jimin tersipu malu, dia seperti wanita yang sedang kasmaran saat ini, baru saja beberapa menit yang lalu dia kesal dan sekarang dia sudah seperti orang idiot yang malu karena kata-kata Jungkook.

Jungkook masuk dengan mapan bersisi bubur dan beberapa buah-buahan yang sudah di kupas dan di potong.

"Baby makan dulu"

Jimin menghampiri Jungkook dan mulai makan bubur itu"

"Baby" jungkook dengan ekpresi serius

"Hmm"

"Kamu harus melakukan beberapa terapi untuk penyembuhan penyakitmu"

"Apa penyakitmu serius?" Tanya Jimin khawatir

"Penyakitmu cukup serius kalau tidak di obati"

"Apa penyebabnya?"

"Banyak faktor penyebabnya salah satunya adalah trauma"

"Baby bisahkan kamu tidak menyembunyikan apapun tentang kamu nanti? Kita akan memulai pengobatannya, by sekarang aku doktermu bukan kekasihmu, jadi aku mengharapkan kerjasama darimu"

"Aku ingin sembuh jika seseius itu" cicit Jimin dengan suara pelan

"Kamu akan sembuh dan aku tidak akan kemana-mana by aku akan selalu di sampingmu"

"Terimakasih"

"Itu sudah tugasku sebagai kekasih dan doktermu"

Bipolar (Jikook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang