Mulanya hanya ingin menggunakaan refreshing sebagai cara ampuh untuk mengajak Jimin keluar dan menikmati suasa romantis yang tidak pernah Jimin rasakan sebelumnya, tapi kehadiran Momo membuat suasananya berubah, Jimin banyak diam meski Jungkook menjelaskan padanya tentang siapa Momo.
"Dia hanya mantanku baby, benar aku mencintai sangat mencintainya dulu dia adalah orang yang paling aku cintai sampai dimana dia meninggalkan aku tanpa alasan, aku cukup terpuruk aku banyak melakukan hubungan satu malam menepis perasaan padanya, aku tidak berani untuk menjalin hubungan setelah itu karena aku takut kejadian momo terulang lagi. Sampai aku melihatmu dan tertarik padamu Please percaya padaku, aku berani bersumpah atas nama ibuku aku sudah tidak mencintainya lagi" jungkook mengenggam tangan Jimin yang dari tadi hanya diam.
"Dia cantik wajar jika kamu tidak bisa melupakan dia" jungkook lega akhirnya Jimin buka suara juga.
Tapi detik berikutnya jungkook kembali dia buat tegang oleh kekasihnya itu.
"Aku ingin pulang"
"Hah? By bukannya kita udah sepakat nginap satu malam disini? Kenapa tiba-tiba ingin pulang? Kita butuh waktu 3 jam sampai sini masa langsung pulang kita bahkan belum dinner dan jujur baby aku capek kalau harus nyetir 3 jam lagi" rengek Jungkook yang kembali membujuk Jimin yang sedang bad mood "Sebagai gantinya Kita akan pulang besok pagi-pagi sekali hmm ?" Berharap Jimin akan menyetujui usulannya.
walaupun tak Napak dari ekspresi wajah Jimin, Jungkook cukup tau Jimin sedang merajuk dan marah saat ini.Jimin terlihat menimbang-nimbang dan mengangguk sebentar, lalu Jungkook dan Jimin memutuskan kembali ke bunggalau kecil dekat pantai tempat menginap mereka.
Jungkook memutuskan mengajak Jimin untuk melakukan dinner romantis di sebuah restoran dekat bunggalau berharap Jimin tidak bad mood lagi.
Tapi begitu sampai di bungalau Jimin tidak mau kemana-mana lagi dengan alasan cape."Ya udah kita mesan layanan kamar aja" jungkook kecewa karena sudah menyiapkan kejutan romantis tapi Jimin tidak tertarik sama sekali dan jungkook juga tidak ingin memaksa Jimin.
Setelah memesan Jimin hanya makan sedikit dan meninggalkan jungkook makan sendiri, dia kembali ke kamar tanpa berkata apapun ia berbaring menggunakan selimut menutupi semua badannya.
Jungkook juga meninggal makanan dan menyusul JiminJungkook membuka sedikit bagian selimut dan memeluk Jimin.
"Baby masih marah?" Jungkook membuang napas panjang "aku tidak tau meyakinkanmu dengan cara apa? Aku sudah tidak mencintai Momo lagi dia hanya bagian dari masa lalu yang sudah aku lupakan, kamu yang menjadi pilihanku sekarang dan tidak akan berubah kecuali kamu meninggalkanku karena aku tidak mungkin meninggalkanmu"
"Apa kurang pembuktian aku mencintaimu selama ini?, Atau aku harus membuktikan dengan cara lain? Jika ada cara lain yang bisa membuatmu percaya, katakan padaku. aku akan melakukan dengan cara apapun agar kamu percaya" jungkook sedikit frustasi karena berhadapan dengan Jumin karena Jimin sangat berbeda dari pasiennya yang lain terlebih lagi Jimin adalah orang yang cintai
Jungkook Kembali mengajak Jimin berbicara walaupun tidak ada tanggapan "Aku menyiapkan kejutan romantis untukmu tadi, tapi aku tidak ingin memaksamu jika tak ingin"
Jimin tiba-tiba berbalik menghadap Jungkook
"Apa yang sedang kamu bicarakan?, Dan kenapa kita disini?" Jimin melihat sekelilingnya dan menepis tangan jungkook lalu ia bangun duduk.
"Apa yang aku lakukan di tempat ini?" Jimin seketika melihat ke arah Jungkook lagi " yak kenapa kamu selalu di sampingku, apa kamu tidak punya pekerjaan lain? Kamu selalu mengintili aku kemana saja"
Jimin menyibak selimut dan ingin berjalan keluar tapi tangannya di pegang oleh jungkook dan otomatis berhenti.
"Tidak mungkin" jungkook tidak percaya karena pribadi lain Jimin kembali setelah beberapa hari tidak muncul
"Apa yang tidak mungkin?" Jimin sewot karena tangannya di cegat jungkook dan 2 kata yang di keluarkan jungkook tidak mesuk akal untuk di dengar "yak lepaskan tanganku, aku sangat lapar apa yang kamu lakukan jam segini dan tidak memberiku makan?" Jimin memegang perutnya dan memandang jungkook tajam karena menganggap jungkook hanya ingin tidur dengannya tanpa memberinya makan.
"Pake jametmu kita akan makan di restoran dekat sini"
"Asikk" Jimin dengan senyum girang mengambil kembali jaket laku memakainya
Jungkook berdiri menunggu Jimin memakai jaket dan begitu selesai Jimin mengalungkan tangannya di lengan jungkook dan refleks jungkook mendudukkan kepalanya melihat laki-laki yang lebih pendek darinya dan langsung mendapatkan tatapan dari Jumin
"Apa?" Tanya Jimin penasaran karena jungkook melihatnya tiba-tiba"Baby bisakan kamu bersikap seperti ini saat sadar? Aku lebih menyukaimu berbicara banyak dari pada diam dan tak mengatakan apa-apa"
"Aku selalu seperti ini dan Hay ada apa apa dengan panggilan itu?" Protes Jimin
"apa aku melupakan sesuatu?" Tanya Jimin merusaha mengingat "apa kita pacaran tapi kapan?" Tanya Jimin memperlihatkan muka sedihnya "aku tidak mengingat apapun" Tamba Jimin tapi beberapa detik kemudian dia kembali tersenyum "kamu tampan jadi aku tidak rugi punya pacar seperti kamu karena aku menyukai cowok tampan" ucap Jimin girang"Walaupun setelah kamu tidak mengingat ini tapi satu hal yang harus kamu tau, aku mencintaimu kamu" jungkook menatap lekat mata Jimin.
Jimin mengangguk bangga "aku tau, dengan kamu membawaku ke tempat romantis seperti ini kamu pasti sangat mencintaiku"
"Andai dia bisa mengerti seperti kamu"
"Siapa? Hay apa kamu berselingkuh dariku? Atau aku yang jadi selingkuhan?" Jimin salah mengartikan pembicaraan jungkook dan berakhir mesda kesal.
"Hanya kamu, tidak ada yang lain"
"Kamu tidak berbohong?"
"Jika aku berbohong pukul saja aku"
"No! Itu bukan caraku, jika kamu berbohong aku akan mencari pacar baru, aku terlalu manis untuk di angggirin, banyak yang tertarik padaku dan dengan muda aku mendapatkannya, kamu ingini bukti?" Tantang Jimin
"Nggak! Kamu hanya milik aku"
Jimin menyipitkan mata "posesif"
"Hanya padamu"
"Dan aku suka laki-laki prosesif" Jimin memeluk jungkook lalu tertawa
Jungkook membuang napas, dia membelai wajah Jimin dengan sayang "apa kamu mencintaiku?"
Jimin terlihat sedang berpikir "aku rasa aku mencintaimu, buktinya aku mengikutimu kemari" senyum Jimin mengembang indah di bibirnya
"Semoga saja seperti itu" segaris senyum terukir di wajah jungkook.
"Ada apa? Kenapa kamu terlihat tertekan apa ada masalah?" Jimin tiba-tiba terlihat khawatir
Jungkook menggeleng "tidak aku hanya memikirkan sesuatu"
Jimin memegang kedua pipi jungkook hingga bibirnya mempout dengan lucunya "apapun masalahmu jika kamu tidak mencari cara untuk menyelesaikannya kamu akan tetap tinggal di lingkungan masalah itu, aku tau kamu bisa menyelesaikan masalah itu dengan baik" lalu Jimin terseyum lembut pada jungkook "jangan merasa tebebani sendiri cerita padaku siapa tau aku bisa membantu mencari jalan keluarnya"
"Bagaimana aku bisa cerita padamu? Jika masalahku saat ini adalah berusaha meyakinkanmu tetap berada di sampingku karena sepertinya kamu sama sekali tidak mempercayai kata-kata aku" ucap jungkook dalam hati
"Hanya masalah kerjaan, karena itu aku mengajakmu kemari untuk refreshing aku butuh kamu sekarang" ucap Jungkook mengalikan pembicaraan
"Yakin?"
Jungkook hanya mengangguk pasti sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bipolar (Jikook) End
Fanfictionsiapa yang menyangka kalau laki-laki cupu, manis, dan introvert yang biasanya bekerja di sebuah klinik siang hari menjadi liar di malam hari? siapapun yang melihatnya saat ini, tidak akan pernah menyangka kalau dia adalah orang yang sama. Boy love...