Normal POV
Sebuah Film romantis sedang di tayangkan di tv berukuran 32 inci dalam ruangan apertemen sederhana milik jimin
Rencana awal Jungkook dan Jimin melanjutkan kencan mereka di rumah saja berjalan dengan lancar.Ternyata benar, jungkook benar-benar membuatkan popcorn rasa keju untuk Jimin, dia meletakan di atas meja semangkok besar untuk dinikmati oleh jimin dan dia.
Serta beberapa bir dan cola, sebenarnya Jimin meminta cola karena tidak terlalu menyukai bir tapi karena jungkook kekeh jadi dia membeli beberapa dan Jimin membiarkan.Adegan-adegan romantis terus di tayangkan dalam film itu, Jimin beberapa kali melirik Jungkook karena Jungkook sangat menikmati filmnya hingga tidak terlalu memperhatikan Jimin yang sudah meneguk dua kaleng bir.
Jimin meletakan kepalanya pada pundak jungkook dan refleks jungkook melihat kearah Jimin.
Wajah cerah Jimin berubah menjadi merah dan Jungkook khawatir."Sayang kamu kenapa?"
"Why?" Tanya Jimin lagi
"Kamu demam? Jungkook meletakan telapak tangganya pada kening dan beberapa bagian tubuh Jimin untuk mengecek suhu badan Jimin
"Tidak, aku hanya minum dua kaleng bir dan lihat wajahku menjadi panas" Jimin menjelaskan dengan wajah mengemas karena dia sedang mabuk.
Toleransi Jimin pada alkohol sangat rendah jadi tidak heran jika minum bir saja dia sudah mabuk.
"Are you oke?" Tanya jungkook lagi
"I'm oke"
"Jungkook-kah"
"Hmmm"
"Aku mencintaimu, sangat sangat mencintaimu walaupun aku takut tentang kenyataan yang akan terjadi pada hubungan kita nanti aku hanya ingin menemanimu sampai akhir, jadi mari kita berjuang bersama hmmm?"
"Aku juga sangat mencintaimu Jimin, jadi ayo kira berjuang untuk hubungan kita ini, kamu tau aku sangat menyukai kamu hingga apapun yang aku lakukan, kamulah yang menjadi prioritasku"
"Aku tau, tapi jika nanti orang tuamu tidak merestui hubungan kita, aku mohon padamu jangan pernah bertengkar dengan mereka hanya karena aku oke?, Aku tau rasanya tidak memiliki keluarga seperti apa, jadi aku tidak ingin kamu seperti aku, berjanjilah padaku?"
"Aku berjanji, aku tidak akan bertengkar dengan kedua orang tuaku, jika mereka tidak mengerti, aku akan memberi mereka pengertian hingga mereka mengerti dan menerimamu dengan baik"
Jiimin tersenyum manis "aku lega mendengar itu" Jimin tersenyum sangat lebar hingga mata kecilnya tertutup.
"Jungkook-kah"
"Ia sayang"
"Menghadaplah padaku"
Jungkook memutar badannya menghadap Jimin sepenuhnya yang sudah lebih dulu duduk bersila di atas sofa menghadap jungkook.
Jimin mendaratkan sebuah ciuman tepat di dagu jungkook
"Ah maaf, aku ingin menciummu di bibir sebagai stempel perjanjian dan juga hadiah tapi aku Mala mengenai dagumu ah sepertinya aku kebanyakan minum, ma..."
Belum sempat Jimin melanjutkan omongannya jungkook sudah lebih dulu menarik Jimin untuk memberinya kecukupan singkat di bibirnya.
Jimin yang sedang berajuk dan menyesal karena tidak mengenai bibir jungkook berubah saat mendapat kecupan singkat dari jungkook
"Sekarang kita sudah memiliki stempel perjanjian sayang" ucap Jungkook tersenyum melihat ekspresi melongo milik Jimin
"Benar, kita sudah memiliki stempel" ucap Jimin mengulangi dan ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bipolar (Jikook) End
Fanfictionsiapa yang menyangka kalau laki-laki cupu, manis, dan introvert yang biasanya bekerja di sebuah klinik siang hari menjadi liar di malam hari? siapapun yang melihatnya saat ini, tidak akan pernah menyangka kalau dia adalah orang yang sama. Boy love...