Duduk menghadap pemandangan laut memang tidak pernah di rasakan jimin sebelumnya, hidupnya hanya berkutik buku,sekolah, kampus, perpustakaan dan sekarang apertemen dan kliniknya.
Tidak ada yang istimewa dari seorang park Jimin, tidak ada yang bisa di ceritakan, tidak ada pengalaman apapun selain studynya.
Hidupnya berubah semenjak Jungkook berada di sampingnya.
Hidup membosankan milik park Jimin berganti menjadi sedikit menyenangkan.*****
"Baby aku ke klinikmu, kita akan melakukan terapi hari ini" suara Jungkook di seberang benda pipi milik Jimin
"Aku akan kesana sorenya ini, jadi kamu tidak perlu repot-repot datang menjemputku"
"Aku yang akan jemput kamu" ucap final jungkook
"Hmm" Jimin mengalah memang Jimin selalu seperti itu dia malas terlalu banyak bicara apa lagi dengan jungkook yang keras kepala.
"Kamu udah makan siang?" Tanya Jungkook lagi
"Udah tadi"
"Obatnya udah di minum?"
"Udah"
"Bagus, kamu punya baju ganti nggak di klinik?"
"Ada di mobil"
"Bagus kalau begitu" Jungkook bersemangat
Sementara Jimin tidak menanyakan kenapa harus menanyakan baju ganti? Toh terapinya hanya beberapa jam kenapa harus menganti baju ?
Tapi karena Jimin malas banyak bicara dan memilih diam."Yah udah aku jemput kamu jam 3:00 ya?"
"Itu belum waktunya jam pulang kerja" sanggah Jimin cepat.
"I know, tapi aku doktermu baby aku lebih tau jadi kamu ngikut aja"
"Hmmm"
"Oke, bye baby"
"Hmmm"
Jimin seperti orang bisu yang memiliki jawaban pertanyaan monoton, syukurlah Jungkook mengerti, jungkook tidak mempermasalahkan jawaban Jimin yang hanya beberapa huruf itu.
Sambungan telpon terputus, jungkook kembali dengan rutinitasnya di rumah sakit begitu pula dengan Jimin.
Jungkook mendapatkan kembali energinya setelah berbicara dengan Jimin, entah bagi jungkook,Jimin adalah obat dari lelahnya.Jam 3:00 jungkook sudah berada di depan ruangan Jimin.
Jungkook menunggu di dalam ruangan Jimin karena Jimin berada di ruangan pemeriksaan hewan.
Jungkook dengan apik duduk di kursi milik Jimin mengamati pekerjaan Jimin, mejanya selalu tersusun rapi seperti ini tidak perduli seberapa sibuk dia.
Jungkook tersenyum entah untuk apa."Sudah lama?" Tanya Jimin saat melihat jungkook di kursinya
"15 menit yang lalu" jawab jungkook
Jimin mengangguk dan langsung ke toilet untuk mencuci tangannya.
"Maaf aku kira kamu datang jam 3:00 bukan jam 3:00 udah disini"
"Nggak apa-apa baby" jungkook bangun dari kursinya mendekati Jimin yang berada di sofa panjang ruagan itu.
"Mau minum apa? Aku bikinin". Tanya Jimin
"Apa aja deh"
"Jimin berdiri ke kulkas kecil miliknya dan mengambil 2 minuman kaleng.
"Hanya ini yang ada"
Jungkook menerima minuman dari Jimin tapi matanya tidak lepas dari wajah Jimin.
"Kamu kenapa nggak make kacamata?" Tanya jungkook saat kaget melihat Jimin tidak menggunakan kacamata, kalau bukan karena tindakan dan cara bicara Jimin dia mungkin menganggap ini adalah kepribadian Jimin yang lain.
"Kacamataku rusak, apa aku terlihat aneh" tanya Jimin dengan perasaan gelisah
"sebelum kita pergi tetapi antar aku beli kacamata baru yah?" Lanjut Jimin"Kenapa make kacamata kamu juga nggak butuh-butuh bangatkan?"
"Aku nggak nyaman" jawaban singkat itu membuat jungkook mengerti bahwa Jimin bukan membutuhkan kacamata karena matanya benar-benar membutuhkannya tapi untuk menghindari tatapan orang lain karena Jimin minder.
Jungkook duduk menghadap ke arah Jimin, memegang kedua pipi Jimin "baby apa yang kamu takutkan? Aku disini dan kamu tidak butuh kacamata, kamu terlihat sangat tampan saat tidak menggunakannya, kamu itu istimewa, kamu tidak aneh, kamu tidak cacat, mulai sekarang kamu harus bisa belajar menghargai dirimu sendiri by karena itu salah satu hal yang bisa menyembuhkanmu dari penyakit yang kamu derita"
"Baby aku harus belajar percaya diri dari sekarang ya?" Lanjut jungkook
Jimin seakan terhipnotis dengan kata-kata jungkook, mata dan Cara bicaranya yang sangat lembut hingga dia tidak menolak sebagai gantinya Jimin mengangguk.
Seperti yang di ketahui Jimin adalah pribadi introvert, Diaman hidupnya sangat tertutup dan bergaul dengan orang yang benar-benar ia anggap tidak berbahaya, kehidupan yang monoton dan selalu berulang mengakibatkan Jimin stres dan menghadirkan pribadinya yang lain untuk menikmati hidup yang tidak pernah Jimin rasakan sebelumnya.
Jimin menciptakan kepribadian sebagai jim karena Jimin tertekan pada kepribadiannya yang selalu tertutup dan tidak bisa berbaur dengan masyarakat luas, tidak berani mengambil keputusan dan tidak suka mendapat resiko.
Itulah alasan utama kenapa kepribadian jim terbentuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bipolar (Jikook) End
Fanfictionsiapa yang menyangka kalau laki-laki cupu, manis, dan introvert yang biasanya bekerja di sebuah klinik siang hari menjadi liar di malam hari? siapapun yang melihatnya saat ini, tidak akan pernah menyangka kalau dia adalah orang yang sama. Boy love...